tittit ..... tittit .....tittit ..........
Itu suara
klakson mobil dari belakang kita. Kalau kita diklakson dari belakang lebih baik
minggir kalau bisa minggir. Ga usah tengak tengok kanan kiri apalagi tengok
belakang dan turun nyamperin yang klakson. Sebab akan menimbulkan pertengkaran.
Hindari itu. Lebih baik minggir itu akan lebih aman dan selamat. Sebab hidup
dijalan apalagi di kota besar kita saat ini yang dibutuhkan bukan kebenaran
tapi yang dibutuhkan adalah " kesadaran dan kesabaran ". Sebab kalau kita mencari
kebenaran adanya di nomor songolikur, tidak ada yang ada malah berantem setiap saat.
Begitu juga
sebaliknya yang mempunyai klakson yo jangan kloksan – klakson saja sebab memang
jalan semua macet dan yang pingin cepat itu bukan kamu saja semua juga pingin
cepat tapi mau bagaimana lagi, memang semua macet. Apakah kalau sudah
membunyikan klakson dan mengedim itu kita bisa terbang ??? mikir !? memang ini
jalannya mbahmu ??? atau kamu punya jalan sendiri ??? ini jalan umum jalannya
orang banyak ya harus mengikuti antrian. Sebab dengan memberi klakson atau
member isyarat lampu dim itu akan membuat yang kamu klakson bingung mau
kemana ??? kita ini maunya ya sama – sama ingin cepet, tapi jalan yang sama kita lalui sudah ketahuan memang macet ya
sabar donk.
Kadang kita
ini merasa jagoan dan merasa paling butuh tidak mau mengerti perasaan orang
lain, yang mana mereka juga pingin cepet dan lancar tapi mau apalagi memang
jalannya Cuma itu. Kalau ga mau antri yo bikin jalan sendiri biar lancar. Oleh
karena itu jaga perasaan kesadaran dan kesabaran. Kalau kamu memaksa berarti
kamu akan banyak musuhnya dijalan.
Kita harus
bisa menghormati orang lain jangan menyinggung apalagi sengaja untuk membuat
keributan tidak ada gunanya. Kalau kita dalam antrian coba kita sabar sebentar
dan mengikuti antrian dengan tertib jangan merasa menang sendiri selalu
menyeruduk dan tidak memberi kesempatan kepada yang lain sebab dengan cara
seperti itu bukan malah membuat cepat berjalan tetapi malah membuat tambah
kemacetan sebab semua pingin masuk dalam satu jalur padahal tadinya dari dua,
tiga, bahkan empat jalur. Apalagi ditambah bagi pengemudi yang tidak sabaran
dan menyerobot lewat samping wah tambah parah. Kenapa kesadaran kita dalam
berlalu lintas tidak ada ??? kenapa kita merasa paling benar dan ingin lebih
cepat ??? padahal kalau kita mau antri dan mengatur diri akan semakin lebih
baik dan cepat.
Kadang kita
tidak tidak bisa menghargai petugas. Tidak ada petugas kita maki – maki tidak
ada petugas. Tapi ada petugas yang ngaturpun kita tidak mau diatur bahkan kalau
kelamaan dikit kita marah – marah seakan kita ini paling benar, paling dibutuhkan. Hargai petugas
yang telah mengatur, mereka juga manusia seperti kita siapa tahu petugas itu
mungkin ayah kita, anak kita, teman kita. Kita akan merasa malu jika kita
berbuat tidak sopan dan ternyata kita kenal dengan mereka. Mereka sudah
menggunakan tenaga bercucuran keringat kepanasan kena asap knalpot dan waktu untuk mengatur agar lancar tapi kita tidak mau
diatur ya repot. Diatur salah ga diatur juga salah trus mana yang benar dan apa maunya kita ???
kita mengatur diri kita sendiri saja tidak bisa bagaimana mau mengatur orang
lain ???
Belum lagi kalau
ada yang memang perlu diutamakan kita juga sudah tidak ada rasa pedulinya
kepada keadaan. Missal ada mobil ambulance lewat entah itu ambulance orang
sakit atau ambulance jenazah. Kita ini sudah hilang rasa empati kita. Kita
tidak lagi memberikan toleransi agar mereka bisa berjalan lebih cepat tetapi
malah kita halang – halangi agar tidak bisa berjalan yang pada akhirnya terjadi
keributan sebab ulah kita sendiri. Coba sadarkan diri kita dan hormati orang
yang membutuhkan jalan untuk menolong jiwa seseorang yang sakit, atau jenazah
agar cepat sampai di pemakaman. tinggalkan nafsu kita rubah dengan nurani agar kita semua bisa mengerti hak dan kewajiban ini hidup dijalan harus saling hormat menghormati dan teposliro. siapa tahu mereka itu adalah teman kerabat saudara dan lain - lainnya.
Apalagi
kalau yang lewat adalah pejabat kita juga sudah tidak ada rasa peduli bahkan
dengan sengaja membuat ulah dengan berbagai macam keadaan bisa tidak mau
minnggir dan mulut bersumpah serapah dengan pejabat yang lewat. Mereka itu
mempunyai kepentingan yang lebih besar ketimbang kita barang kali ada yang mau
diselesaikan dengan cepat. Seandainyapun tidak memang ketentuan itu ada maka
beri kesempatan kepada pejabat kita untuk lewat. Kenapa kita tidak mau
memberikan kesempatan kepada pejabat sebab kita telah dimakan kebencian yang
disebarkan oleh manusia – manusia yang tidak senang. Padahal pejabat itu harus
kita hormati sebagai jabatannya bukan sebagai manusisnya. Benar manusia sama
dengan kita tapi mereka adalah pimpinan kita. Kalau sama mana bedanya ???