Kamis, 26 Juli 2012

Dua Sisi Saling Membutuhkan


“ Dua Tanda Saling Bersatu “

Alhamdulillah kami panjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT yang senantiasa melimpahkan karuna ni’mat-Nya kepada kita semua. Shalawat dan salam semoga tercurah kepada junjungan kita Nabi Besar Muhammad SAW, beserta keluarga, sahabat, dan pengikutnya termasuk kita semua. Amiin

Allah berfirman :


$uZù=yèy_ur Ÿ@ø©9$# u$pk¨]9$#ur Èû÷ütGtƒ#uä ( !$tRöqysyJsù sptƒ#uä È@ø©9$# !$uZù=yèy_ur sptƒ#uä Í$pk¨]9$# ZouŽÅÇö7ãB (#qäótGö;tGÏj9 WxôÒsù `ÏiB óOä3În/§ (#qßJn=÷ètGÏ9ur yŠytã tûüÏZÅb¡9$# z>$|¡Ïtø:$#ur 4 ¨@à2ur &äóÓx« çm»oYù=¢Ásù WxŠÅÁøÿs? ÇÊËÈ  

Dan Kami jadikan malam dan siang sebagai dua tanda, lalu Kami hapuskan tanda malam dan Kami jadikan tanda siang itu terang, agar kamu mencari kurnia dari Tuhanmu, dan supaya kamu mengetahui bilangan tahun-tahun dan perhitungan. dan segala sesuatu telah Kami terangkan dengan jelas.
( Al – Isro’ : 12 )

Dan kami jadikan malam dan siang sebagai dua tanda. Ini mempunyai arti bahwa tanda malam adalah gelap mengisyaratkan kesusah kepayahan sakit penuh dengan resiko yang harus kita hadapi, sementara siang tanda yang terang mudah merupakan suatu kenikmatan bahwa dengan terang kita dapat melihat, merasakan, mengagumi ciptaan Allah, yang sungguh luar biasa indah dan megahnya ini.

Ini juga merupakan suatu tanda bahwa Allah menciptakan kehidupan di dunia ini semua serba berpasangan satu sama lain saling melengkapi membutuhkan. Perbedaan itu bukan berarti berlawanan, tetapi malah sebaliknya dengan perbedaan itu merupakan suatu kesenyawaan yang satu sama lain saling membutuhkan. Bila yang satu tidak ada maka yang lain mencari. Sehingga tercipta suatu kehidupan yang harmonis  penuh cita rasa. Ada siang ada malam, ada laki ada perempuan, ada senang ada susah. Ada kaya ada miskin. Dan begitu seterusnya satu sama lain semua saling membutuhkan. Sekali lagi bukan berlawanan, tetapi merupakan satu kesatuan yang saling menutupi dan melengkapi.

Namun kadang manusia merasa tidak senang jika menerima suatu kenyataan pahit dalam hidupnya, padahal pahit itu hanya keadaan yang akan diganti dengan manis. Seperti Firman – Nya surah Al – Insyirah ayat : 5 – 6

¨bÎ*sù yìtB ÎŽô£ãèø9$# #·Žô£ç ÇÎÈ   ¨bÎ) yìtB ÎŽô£ãèø9$# #ZŽô£ç ÇÏÈ  

5. karena Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan,
6. Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan.

Coba bayangkan seandainya hari itu hanya malam saja atau siang saja. Atau manusia itu hanya laki – laki semua tanpa wanita. Dapat dibayangkan pasti akan terjadi kerusakan dalam  kehidupan ini dalam sekejap. Sebab tidak ada rasa kasih sayang  yang dirindukan.

Kenapa manusia tidak mau menerima kepahitan dalam hidupnya ? sebab manusia itu hanya berpikir untuk dirinya sendiri, egonya yang muncul dan sifat manusia itu rakus selalu berpikir bahwa dirinya paling baik, paling hebat, paling pintar dan paling segala – galanya. Mereka tidak mau dikalahkan oleh orang lain maka sifat – sifat dengki, iri, sombong, takabur dan setumpuk sifat jelek yang lainya muncul bila ada yang menyaingi dirinya. Mereka berpikir biar orang lain yang sengsara asal jangan saya, biar orang lain yang menderita asal jangan saya, biar orang lain tidak dapat yang penting saya dapat, biar orang lain sakit asal bukan saya, biar orang lain mati asal jangan saya yang mati, dan begitu seterusnya, sehingga lupa bahwa manusia itu pasti mengalami semua peritiwa itu cuma kadarnya yang berbeda.

Kalau kita hanya berfikir sesaat kadang kita tidak senang dengan adanya suatu peristiwa yang menimpa diri kita yang mana peristiwa itu mungkin merugikan kita. Padahal masalah rugi yang menimpa diri kita itu pasti ada orang yang diuntungkan dengan kerugian kita. Jadi rugi dan untung itu saling berpasangan, sehingga tercipta suatu kehidupan yang harmonis. Kalau kita mau menyadari akan kebesaran Allah, tetapi kalau kita tidak mau menyadari akan hal ini akan membuat hidup kita semakin stress. Dan menganggap peristiwa yang menimpa kita dalam bentuk kerugian itu merupakan momok yang menakutkan.

Missal bila terjadi suatu kebakaran, kita hanya berpikir sesaat, hanya berpikir untukdiri kita maka kita hanya berpikir tentang nilai kerugian, hanya melihat adanya suatu kebakaran yang merugikan kehidupan. Tetapi tahukah kita bahwa api itu sebenarnya sedang memanggil kekasihnya air agar dapat berdampingan berkasih mesra saling bergumul memadu kasih membubung keangkasa lepas dan mengeluarkan aroma yang semerbak. Setelah api tersiram air maka kita lihat suatu pemandangan yang indah luar biasa mereka seakan sedang memadu kasih asyik masuk memadu kasih saling melepas kerinduan ? membubung tinggi ke angkasa dengan bahagia ? memang di satu sisi ada yang dirugikan tetapi disisi lain ada yang mendapat keberuntungan dari semua peristiwa itu.

Kita tidak tahu rencana Allah apa yang akan dilakukan setelah terjadinya peristiwa kebaran tadi, mungkin akan ada perbaikan di lokasi itu sehingga banyak tukang yang akan mendapat rezeki dari situ, atau barangkalai ada suatu peringatan dengan terjadinya kebakaran tadi sehingga banyak manusia akan sadar untuk kembali kepada Allah atau malah sebaliknya menjadi penentang Allah yang nyata. Dan masih banyak lagi yang akan ditata oleh Allah, kita tidak mengerti. Yang perlu kita sadari bahwa kita harus selalu meningkatkan keimanan dan keyakinan kita bahwa semau itu baik adanya.

Allah dalam memberikan jalan keluar bagi umatnya mungkin dengan cara yang berbeda. Jadi kita tidak boleh berpandangan bahwa ini adalah merugikan dan ini menguntungkan. Merugikan dan menguntungkan itu hanya tergantung dari mana kaca mata kita melihat.

Begitu juga setiap kehidupan yang dicipta Allah berpasang – pasangan ada laki ada perempuan, ada senang ada susah, ada kanan ada kiri ada air ada api, dan begitu seterusnya. menimbulkan kebersamaan menimbulkan keharmonisan satu sama yang lain saling membutuhkan saling mengisi kekurangannnya.

Coba bayangkan seandainya di dunia ini hanya ada laki – laki semua apa yang terjadi ? akan punah dalam sekejab. Mereka akan saling menyerang saling berbunuh – bunuhan seandainya toh tidak mereka akan mati merana dengan menahan nafsu syahwat, yang tidak tersalurkan.

Dengan adanya laki – laki dan wanita membuat hidup ini penuh makna walaupun kita menyadari bahwa banyak onak dan duri harus kita jalani untuk membina dalam kehidupan berumah tangga. Tetapi Dibalik semua kesedihan kekurangan itu menciptakan kasih sayang yang sangat dalam dengan hadirnya buah hati anak – anak kita. Kita pun rela bersusah –payah untuk mencari penghidupan demi masa depan anak – anak kita. Istilah kata cape tidak dirasa susah kita terima. Semua akan sirna jika melihat si buah hati bermanja di pangkuan.

Barangkali kita merasa dirugikan dengan ulah orang lain yang menurut kita mungkin akan mengganggu ketenangan kita atau mungkin bahkan merugikan kita. Coba mari kita berfikir sejenak dengan hati nurani yang jernih penuh dengan kearifan. Dibalik ketidak puasan yang kita terima pasti  ada hikmah yang kita tidak tahu. Dan inilah keagungan Allah. Subhanahu wata Allah, begitu cara Allah member pelajaran dan menyuruh manusia bersabar dalam menghadapi semua cobaan.

Banyak pelajaran yang kita dapat dengan silih bergantinya dua tanda. Missal silih bergantinya matahari kita bisa menghitung hari – hari, menghitung minggu, menghitung bulan, menghitung tahun, menghitung windu, menghitung abad dan menghitung milinium, semua itu berkat perputaran siang dan malam.

Hari menjadi tujuh hari dan diberi nama – nama sesuai dengan hitungannya yaitu dimana Allah menciptakan alam dan seluruh isinya ini dalam enam masa. Maka hari berjumlah tujuh hari. Tujuh hari lamanya menjadi satu minggu.

Kita bisa menghitung bulan dengan peredaran bulan sebab dalam peredaran bulan itu yang berjumlah 29 atau 30 hari. Sebagai dasar penghitungan bulan. Dan tahun dengan jumlah 12 bulan dengan firman Alah :

¨bÎ) no£Ïã Íqåk9$# yZÏã «!$# $oYøO$# uŽ|³tã #\öky­ Îû É=»tFÅ2 «!$# tPöqtƒ t,n=y{ ÏNºuq»yJ¡¡9$# šßöF{$#ur !$pk÷]ÏB îpyèt/ör& ×Pããm 4 šÏ9ºsŒ ßûïÏe$!$# ãNÍhŠs)ø9$# 4 Ÿxsù (#qßJÎ=ôàs? £`ÍkŽÏù öNà6|¡àÿRr& 4 (#qè=ÏG»s%ur šúüÅ2ÎŽô³ßJø9$# Zp©ù!%x. $yJŸ2 öNä3tRqè=ÏG»s)ムZp©ù!$Ÿ2 4 (#þqßJn=÷æ$#ur ¨br& ©!$# yìtB tûüÉ)­GãKø9$# ÇÌÏÈ  

36. Sesungguhnya bilangan bulan pada sisi Allah adalah dua belas bulan, dalam ketetapan Allah di waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya empat bulan haram[640]. Itulah (ketetapan) agama yang lurus, Maka janganlah kamu Menganiaya diri[641] kamu dalam bulan yang empat itu, dan perangilah kaum musyrikin itu semuanya sebagaimana merekapun memerangi kamu semuanya, dan ketahuilah bahwasanya Allah beserta orang-orang yang bertakwa. ( At – Taubah : 36 )

[640] Maksudnya antara lain Ialah: bulan Haram (bulan Zulkaidah, Zulhijjah, Muharram dan Rajab), tanah Haram (Mekah) dan ihram.
[641] Maksudnya janganlah kamu Menganiaya dirimu dengan mengerjakan perbuatan yang dilarang, seperti melanggar kehormatan bulan itu dengan Mengadakan peperangan.

Kemudian masalah jam itu manusia yang membagi dengan mengambil perhitungan matahari dan di mulai dari pukul 00 pada pertengahan malam.

Dan sebagai penentu waktu shalat Allah hanya menetapkan dan shalatlah pada waktu matahari tergelincir dan gelap. Dan shalat subuh waktu fajar sebab shalat subuh itu disaksikan Malaikat.

Jadi masalah perbedaan itu sangat menguntungkan bagi kehidupan di dunia ini. Maka jangan menganggap perbedaan itu adalah kontra tetapi perbedaan itu saling melengkapi, saling membutuhkan sehingga tercipta keseimbangan yang serasi penuh warna dan corak ragam kehidupan yang indah. Kita bisa merasakan senang sebab ada susah, kita bisa merasakan kenyang sebab ada lapar dan seterusnya.

Wassalamua’laikum. Wr. Wb.
  

Senin, 23 Juli 2012

Makna Idul Adha




Makna Idul Adha


Alhamdulillah kami panjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT yang senantiasa melimpahkan karuna ni’mat-Nya kepada kita semua. Shalawat dan salam semoga tercurah kepada junjungan kita Nabi Besar Muhammad SAW, beserta keluarga, sahabat, dan pengikutnya termasuk kita semua. Amiin

Allah berfirman :
  
$¬Hs>sù x÷n=t/ çmyètB zÓ÷ë¡¡9$# tA$s% ¢Óo_ç6»tƒ þÎoTÎ) 3ur& Îû ÏQ$uZyJø9$# þÎoTr& y7çtr2øŒr& öÝàR$$sù #sŒ$tB 2ts? 4 tA$s% ÏMt/r'¯»tƒ ö@yèøù$# $tB ãtB÷sè? ( þÎTßÉftFy bÎ) uä!$x© ª!$# z`ÏB tûïÎŽÉ9»¢Á9$# ÇÊÉËÈ  

102. Maka tatkala anak itu sampai (pada umur sanggup) berusaha bersama-sama Ibrahim, Ibrahim berkata: "Hai anakku Sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka fikirkanlah apa pendapatmu!" ia menjawab: "Hai bapakku, kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu; insya Allah kamu akan mendapatiku Termasuk orang-orang yang sabar".


Idul Adha yang merupakan suatu fenomena kehidupan Nabi Ibrohim as. Untuk menguji keimanan dan keyakinannnya kepada Allah SWT, dengan diperintah mengorbankan putra kesayangannya Ismail as. Peristiwa ini telah memberikan suatu makna yang sangat luar biasa bagi kehidupan generasi manusia sesudahnya. Yaitu kewajiban untuk mendidik anak – anak kita agar menjadi generasi yang tangguh yang rela berqurban demi perjuangan dalam menegakkan kebenaran, dan juga kewajiban bagi setiap muslim yang mampu untuk mengadakan qurnan dengan menyembelih hewan qurban, baik Unta, Sapi atau Kambing.

Peristiwa ini sungguh sangat menggemparkan dunia seisinya, bahkan  Iblis laknatullah pun ikut sibuk dalam usaha untuk menggagalkan niat Nabi Ibrahiim as. Iblis dengan berbagai macam cara berusaha untuk mengendorkan niat Nabi Ibrahiim as, Istrinya Hajar dan  putranya Ismail. as. Bahwa perbuatan yang diperintahkan itu adalah salah, namun semua usaha Iblis itu gagal bahkan matanya pecah kena lemparan batu oleh Nabi Ismail as.

Ketika Nabi Ibrahim hendak melaksanakan perintah Allah untuk mengorbankan Ismail anaknya dia berkata kepada istrinya Hajar :

“ Pakaikan anakmu Ismail dengan pakaian yang bagus dan minyakilah rambutnya sebab aku akan bertamu kepada – Nya “.

Hajar pun memakaikan pakaian yang bagus memberi minyak rambut  dan menyisir rambut Ismail. Kemudian Nabi Ibrahim membawa tali dan pisau pergi bersama Ismail ke dekat kota Mina.

Iblis terkutuk sejak diciptakan tidak sesibuk pada hari ini dia seperti kebakaran jenggot dan sok menjadi pahlawan dia memberi nasehat kepada Nabi Ibrahim :

“ Wahai Ibrahim kau mau kemana ? pergi dengan anakmu Ismail membawa tali dan pisau “ ?

“ Aku akan bertamu kepada Allah untuk mengorbankan anakku Ismail “.

“ Ibrahim sejak kapan ada Allah menyuruh berbuat kemungkaran dan menyuruh membunuh manusia ?. Coba  lihat anakmu apakah engkau tidak memperhatikan wajahnya yang tampan, lembut parasnya, santun prilakunya dan ini anak yang kau idam – idamkan selama ini kenapa kau menuruti perintah yang tidak pasti hanya mimpi “ ?

“ Tapi aku diperintah untuk itu pergilah kau terkutuk “.

Iblis pun gagal menggoda Nabi Ibrahim, maka dia pergi menemui Hajar :

“ Wahai Hajar kenapa kau enak – enak duduk tahukah kemana perginya suamimu membawa pisau dan tali dengan anakmu sementara kamu diam saja “.

“ Aku tidak tahu “.

“ Dia pergi akan menyembelih Ismail apakah kau tidak mengerti “.

“ untuk apa dia menyembelih anaknya “.

“ Dia berpikir disuruh Tuahnnya “.

“ Nabi itu diperintah bukan untuk yang batil andaikata saya sendiri yang diperintah akan saya laksanakan bagaimana kalau cuma dengan anakku ? Enyahlah kau Iblis “.

Iblispun gagal menggoda Hajar kemudian kembali lagi menemui Ismail :

“ Wahai Ismail kamu bersenang – senang sementara bapakmu membawa tali dan pisau untuk menyembelihmu “.

“ Kami memperhatikan dan mentaati perintah Tuhanku “.

Iblis mau memberikan jawaban lagi tapi keburu Nabi Ismail mengambil batu dan melemparkan kena mata Iblis sehingga pecah yang sebelah. Lalu Iblis pergi dengan sia – sia.
                                                                                   


Dari peristiwa ini dapat kita ambil hikmah diantaranya bahwa kita harus mampu mendidik anak-anak kita agar menjadi anak yang soleh, sabar dalam menghadapi segala masalah, seberat apapun masalah yang menimpa kita pasti ada jalan keluar yang baik. Sebab dibalik kesulitan ada kemudahan dan dibalik kesulitan ada kemudahan seperti apa yang telah Allah firmankan dalam surah : Al – Insyirah

¨bÎ*sù yìtB ÎŽô£ãèø9$# #·Žô£ç ÇÎÈ  
¨bÎ) yìtB ÎŽô£ãèø9$# #ZŽô£ç ÇÏÈ  

5. karena Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan,
6. Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan.


Sehingga tertanam dalam jiwa mereka rela untuk berqurban, baik jiwa dan raga bila memang dibutuhkan untuk kepentingan jihad fi sabilillah.

Kita menyadari betapa sulitnya untuk mendidik anak-anak kita saat ini, dimana kita hidup dalam  zaman yang sudah serba canggih, budaya yang semakin majemuk, zaman dimana sudah mampu melampoi batas ruang dan waktu, dimana zaman disebut zaman edan. Dimana nilai keteladanan baik dari orang tua, lingkungan, masyarakat dan pemimpin-pemimpin juga sudah menurun. Sehingga anak-anak kehilangan figure, kehilangan teladan, sehingga banyak dari meeka mengambil keteladanan melalui media massa baik yang elektronik, maupun yang tertulis, yang mana kondisi media massa sekarang lebih banyak dikuasai oleh oleh orang-orang non muslim, Akibatnya mereka meneladani figur-figur yang jauh dari nilai-nilai keislaman, nilai – nilai budaya sendiri, mereka lebih cendrung mengadopsi budaya luar yang dianggap sebagai pahlawan, bebas dan cocok untuk dirinya, sehingga  anak-anak hilang rasa hormat kepada orang tua, pakdhe, budhe, om dan tante, tetangga,masyarakat dan Negara. sebab yang masuk dalam otaknya setiap hari adalah kriminalitas, kekerasan, perkosaan, dan hidup penuh glamour.

Dalam benaknya yang ada bagaimana bisa hidup enak tanpa berusaha ( bekerja ) maka yang terjadi adalah merampok, memperkosa, berani sama orang tua, hilang rasa kesopanan, hilang rasa malu dan tidak mempunyai etika yang baik. Dengan kata lain mereka telah “ kehilangan moral “, ingin bebas sebebas-bebasnya tanpa ada yang mengganggu dan menegornya. Sehingga banyak orang tua yang kalah sama anak. Pada akhirnya  kita tidak berani memerintah anak untuk shalat, mengarahkan anak untuk berbuat baik, dan mendidik dengan keimanan yang benar.

Utuk itu mari kita kembali untuk memberikan bimbingan kepada anak-anak kita agar mereka tetap menjadi orang yang beriman beraklak mulia seperti apa yang di pesankan Nabi kita ;

“ bekali anak – anakmu dengan iman dan taqwa sebab mereka hidup bukan pada zamanmu “.
Didik anak kita sedini mungkin dengan bekal iman dan taqwa. Sebab generasi mereka akan lebih sulit dibanding dengan generasi kita. Tanamkan shalat yang lima waktu sebagai pondasi yang kokoh dalam dirinya. Insya Allah dengan shalat yang kokoh mereka akan mampu menemukan jatidiri yang handal yang akan menjadi panutan bagi generasinya.

Demikian sekelumit uraian tentang hakekat Idul Adha semoga kita sebagai orang tua tetap berusaha semaksimal mungkin mendidik anak-anak kita agar selalu taat dan patuh kepada aturan – aturan yang ditetapkan oleh Allah SWT.