Jumat, 20 Juli 2012

MENUJU HIDUP INSAN KAMIL

Pembukaan



Assalamua’laikum Wr Wb


Atas nama Allah Yang Maha Pengasih dan Penyayang. Buku ini adalah buku kita bersama, dibuat dalam keadaan bersama. Apabila di dalamnya ada penolakan dan penerimaan kita kembalikan pada kita bersama. Karena penolakan dan penerimaan dari kita bersama. Adapun setelah mengerti, itu berarti kita sepakat untuk memahami dan adapun yang belum memahami, telitilah karena kita masih dalam keadaan bersama. Kesalahan adalah wajar kebenaran adalah kebersamaan

Kita berusaha untuk tidak berdebat, karena debat adalah penghambat. Kita salah adalah kerabat kita benar karena mufakat. Kami mohon maaf atas keadaan ini. Semoga Allah membimbing kita bersama ke jalan kebenaran-Nya.





Kroya  Cirebon , 1 Januari 2009


  Wassalamua’laikum Wr Wb




       AGUS SANTOSO















MEMBUKA KENYATAAN HIDUP INSAN KAMIL


Bismillahirrohmanirrohim.

Aku berniat menyatakan hidupku yang sempurna, hidup yang sudah berpengertian Allah. Terang sempurna dalam pengertianku, aku nyata dari Allah dan selamanya bersama Allah. Aku tidak menutupi hidupku :
“ Sesungguhnya aku tidak berpisah dengan Allah ( Menjaga Tauhidku  dalam keesaan Allah ) – dan aku junjung martabatku , yang tidak berpisah dengan Baginda Muhammad yang menjadi junjunganku. Selamanya beserta junjunganku , menjalin rasa dengan junjunganku , mengikuti kenyataan junjunganku sebagai Rasulullah “.

Aku awali dalam pengertianku , menyatakan asalku “ Aku berasal dari Allah dan selamanya hidup bersama Allah. Sekembalinya aku menjalani kenyataan , dan aku kembali keapada Allah , tanpa ada halangan dari godaan prasangkaku.

“ Ana inza dzonna a’bdi wa ana maa’hu  izaazakaronii, fain zakaronii nafsihi zakartuhu fii nafsii “

“ Aku ( Allah ) menurut prasangka hamba-Ku kepada-Ku , dan Aku bersamanya apabila ingat kepada-Ku.
Jika ia ingat kepada-Ku dalam dirinya maka Aku nmengingatnya dalam diri-Ku”

( Hadits Qudsi Riwayat Bukhari )


Dengan keinginan Allah yang ingin dikenali. Aku menyatakan Kesucia-Nya atas penciptaanku. Aku menyatakan rahasia kejadianku :

“ Kuntu khojiinatan khofiyatan ahbabtu an u’rofa fakholaqtu alkholqo fataa’rroftu ilathim faa’ro fuunii “

“ Aku ( Allah ) adalah perbendaharaan yang tersembunyi ( Ghoib ). Aku ingin memperkenalkan siapa Aku,
maka Aku ciptakan makluk.Oleh karena itu Aku memperkenalkan diri-Ku kepada mereka.
Maka mereka mengenal Aku. “

( Hadits Qudsi )





ALLAH YANG MAHA SUCI TERANG DENGAN KEINGINANNYA.

( Membuka dengan Nur- Nya )


NURRULLAH

( Melaksanakan , Turun Cipta , Mencipta )


NUR MUHAMMAD

( Mengisi , Turun Rasa , Merasai )


NUR ADAM

( Bergerak , Turun Karsa , Menginginkan )


NUR MANI

( Menyatu , Dalam Cipta , Rasa dan Keinginan , Menjadi )


MANUSIA SEMPURNA

( Hidup Sempurna membawa wujudku, menjalani kenyataaan Cipta, Rasa , Kasa Allah )


Segala puji bagi Allah , yang telah menciptakan aku dengan kesucian-Nya. Untuk bersyukur kepada keinginan suci-Nya , aku menjaga kesucianku. Karena sesungguhnya Nur Mani itu berasal dari tempat yang suci ( Qudus ) , dan dengan af’al-Nya menyatukan anasir penciptaan-Nya berwujud menjadi mani, seketika itu dengan segala pernyataan-Nya , Allah mewujudkan Baitul Muqoddas. Yang sebagai tempat kesucian-Nya yang diakui dan seluruh hamba-Nya.

Sudah menjadi kenyataan hidupku , mani yang suci akan berpindah pada tempat yang suci / bumi suci ( Rahim Ibu ), ketika ada rasa suci yang mengutus dalam diriku ( Rasa Birahi ) . bertemu unsur lelaki ( Sperma ) dan perempuan ( Ovum ) . tidak ada goda seketika itu nyata dalam kenyataan suci. Asal dari tempat suci dan akan kembali kepada yang Maha Suci. Semua sudah menjadi kenyataan Fitrahku, lahir sebagai Insal Kamil.

Sebagai insan kamil yang mendapat cinta Allah , kurestui anak keturunanku. Nyata keturunanku suci bersama Allah mendapat haknya dari pernyataan Allah Yang Maha Suci.

RAHASIA PERWUJUDAN BADAN MENUJU INSANE KAMIL
KETIKA DI BUMI SUCI ( RAHIM IBU )

Aku menyadari ketika aku di bumi suci ( rahim ibu ) aku mendapat cipta , rasa , karsa dari Allah. Bertahta menjadi badan sempurna :

•    ketika aku berumur 40 hari , aku masih berwujud mani , bertahta dalam permulaan badanku. Dengan restu Yang Maha Suci , maniku menggumpal menjadi titik ( o ) , pertanda adanya hidup yang dihidupi Dzatullah.                                     

•    Ketika aku berumur 80 hari , aku bergerak membungkus maniku , bertahta dalam perlindungan badanku. Dengan restu Yang Maha Mulia , maniku membentuk huruf Mim (  م  ) , pertanda adanya sifat yang di sifati oleh Sifatullah

•    Ketika aku berumur 120 hari , aku menumbuhkan badanku , bertahta dalam tujuan badanku. Dengan restu Yang Maha Menyertai , maniku membentuk huruf  Alif    ( ا ), pertanda adanya asma yang diasmai oleh Yang Maha Menyertai   ( Asmatullah ).

•    Ketika aku berumur 140 hari , aku menyambung menjadi wujud yang terpelihara , bertahta dalam menguatkan badanku. Dengan restu Yang Maha Kuat , maniku membentuk huruf  Dal ( د ) , pertanda adanya af’al ( perbuatan ) yang di af’ali oleh Af’alullah.

•    Ketika aku berumur 270 hari , aku tidak kukurangan , membuka pintu salam menjalani kenyataan , bertahta dalam sampurnanya badanku. Dengan restu Yang Maha Mengenali , aku hidup mengenali Allah. Badanku dari kepala sampai kaki membentuk huruf  : Mim , Ha , Mim , Dal  ( محمد ) . pertanda adanya perjalanan hidup dari af,al – asma – sifat – kembali pada Dzat, sampurnalah badanku menerima Kodrat Irodat Insan Kamil.

Aku harus teguh membawa badan , menjaga cipta , rasa , karsa , Allah. Dan aku tidak mendustai kenyataan-Nya. Dia menciptakan aku untuk mengenali-Nya. Nyata atas martabat badanku , ya titik , ya mim , ya alif , ya dal.

                    .        م        ا        د



NYATA ATAS MARTABAT BADANKU :


•    Titik , bertempat pada kemaluan. Adalah pencarianku menuju Baitul Muqoddas atas perjuanganku , aku menjaga kesucianku ( kemaluanku ) untuk memulai pencarianku , aku tidak kesamaran , bahwa Allah dan Muhammad ada bersamaku.


•    Mim, bertempat pada kepala , adalah pencarianku menuju Baitul Makmur atas semangatku , aku menjaga apa yang ada di dalam kepalaku untuk membangkitkan pencarianku , aku membersihkan apa yang ada dalam kepalaku untuk mengikuti Muhammad yang terpuji dalam menjalin rasa terpuji.

•    Alif , di jaga tangan , bertempat di dada , dilipat dan disamarkan menjadi huruf       ( ا ) , adalah tempat pencarianku untuk menuju Baitul Muharram atas kepercayaanku , aku menjag apa yang ada di dalam dadaku untuk menemukan pencarianku , aku membersihkan apa yang ada di dalam dadaku , untuk mencari alif dalam kenyataanku.


•    Dal , bertempat di kaki, adalah sarana pencarianku menuju Baitul Muqoddas , Baitul Makmur , dan Baitul Muharram dalam mencari Allah Yang Maha Tunggal , berkumpul menjadi satu dalam kenyataan insane kamil





RAHASIA PENYATUAN DHOHIR BATIN DAN MENERIMA PINTU KELUAR MASUK HAWA.
( LUBANG SEMBILAN KETIKA DI BUMI SUCI / RAHIM )


Aku bersaksi , aku ciptaan Allah , sampurna menyatunya dhohir batinku dengan jalan sembilan yang sebagai penyambungnya adalah sebagai berikut :


•    Ketika aku berumur satu bulan , aku diberi hidup oleh Allah untuk menerima sifat ( Bakal menjadi rongga mulut )

•    Ketika aku berumur dua bulan , aku diberi warna dhohir – batin oleh Allah untuk menerima sifat ( Bakal menjadi lubang hidung kanan )

•    Ketika aku berumur tiga bulan , aku diberi akal oleh Allah untuk mengenali jodoh alam , rezeki alam , sebab akibat alam , dan mati kembalinya alam , hal - hal untuk menerima sifat  ( bakal menjadi rongga mata kanan )

•    Ketika aku berumur lima bulan , aku diberi otot oleh Allah untuk menerima sifat  ( bakal menjadi rongga mata kiri )

•    Ketika aku berumur enam bulan , aku diberi tulang oleh Allah untuk menerima sifat ( bakal menjadi lubang telinga kanan )

•    Ketika aku berumur tujuh bulan ,aku diberi rambut , kuku , darah, daging oleh Allah untuk menerima sifat ( bakal  menjadi lubang telinga kiri )

•    Ketika aku berumur delapan bulan , aku disambungkan dengan saudara empat kelima puser oleh Allah untuk menerima sifat  ( bakal menjadi lubang anus / dubur )

•    Ketika aku berumur sembilan bulan , aku diberi cipta , rasa , karsa oleh Allah , untuk menerima sifat bakal menjadi lubang kemaluan ( jalan depan ). Setelah itu diatur dalam singgasana hidupku untuk menjaga badanku , mengolah akalku -  budiku – hatiku serta menghiasi jiwaku , menata rasaku, memperindah cahayaku , memasuki kerajaan hidupku kemudian kubawa semuanya untuk menjalani hidupku. Setelah itu keluarlah aku dari bumi suci ( rahim ) untuk menjalani hidup mulia dan menerima kepastian Allah guna menikmati hidup yang tanpa kekurangan , sejalan dengan itu aku bersyukur kepada Allah dalam mengabdikan hidup yang benderang.


“ Inna kholaqnal insaana min nuthfatiin amsyajin nabtaliihi fajaa’lnahu samia’n bashiiroon “

“ Sesunguhnya kami telah menciptakan manusia dari setetes mani yang bercampur , yang kami hendak mengujinya ( dengan perintah dam larangan ) , karena itu Kami jadikan ia mendengar dan melihat “



MEMASUKI ALAM BADAN


wahai Tuhan ku Yang Maha Mulia , aku menerima kehendak – Mu atas kemulian badanku dan bersaksi pada apa yang telah Engkau satukan dalam dhohir batin ku. Ku buka pintu hidupku , memasuki hidup dalam singgasana – Mu :

ku buka pintu hidupku ( ubun – ubun )
memasuki daya ciptraku  ( Otak )
kuwarnai dengan keinginanku , ( pernik )
menghiasinya dengan pengertianku ( budi pekerti )
menjelaskannya pada indraku
( Penglihatan , pendengaran , pengucapan , peciuman , dan peraba )
semua kuatur dalam nafas muliaku
meresapinya mendamai qolbu ku , menerima pengulangan keraguan hidupku
ku kumpulkan dalam jantungku , meyakini kodrat irodatku
memuja dan memujinya dalam jiwaku
menduduki rasa pengakuanku dalam tahta singgasana- Mu
*****

tunai lah sudah kebahagianku
kewajiban badan ku , menurunkan keturunan
mengawalinya dengan kehendak cipta rasaku ( Pringsilan )
merestui hasrat mustika suciku ( Kemaluan )
menyediakan tempat rahasia-Mu ( Mani )
menyatukan unsur ciptaan-Mu ( Tanah , Api , Angin , Air )
mewujudkan wujud keturunanku


sekembalinya aku dari singgasana-Mu, aku merestui anak keturunanku menunjukkan jalan mudah bersama-Mu, membisikkan ketetapan-Mu . “ Sekarang selamat , besok selamat, sekarang mulia , besuk mulia , sekarang hidup besuk hidup “



BADAN ISLAM BADAN SEMPURNA



Aku merestui , sesungguhnya badanklu badan islam ( selamat ) , didalam badanku yang islam ada akal – budi – hati yang bening , dan di dalamnya ada tempat pengertian keselamatanku antara lain :

•    Iman . aku beriman bukan karena paksaan , yang mengimankan badan , yang mengimani batin akan Allah Yang Maha Nyata. Merasa tidak berpisah dengan Allah , terang tidak ada batas. Sempurna rasa badan dan jiwa , ya badan ya jiwa , ya jiwa ya badan. Bersatu sempurna bersama Ruhullah , Ruhullah menyatu dengan Dzat-Nya . nikmat dunia akherat bersama Allah

•    Tauhid : Aku meng esakan Allah yang mentauhidkan badanku , yang ditauhiti batin dalam ke Esaan Allah. Rasa menyatu dalam sepanjang hidup , tunggal rasa dengan jiwa , tidak ada bedanya. Tunggal Dzat , sifat , asma , af’al. menyatu jadi sifatnya tauhid. Rasa hidupku menyatu dalam Dzat Yang Maha Tunggal. Badan terbuka keluar cahaya , merasakan rasa di dalam rasa hidupku. Bukan rasa apa – apa , hanya rasa hidup bersama Yang Maha Tunggal.

•    Ma’rifat : Aku mengetahui apa yang harus aku ketahui. Yang mengetahui badanku , yang diketahui batinku , dalam pengetahuan Allah Yang Maha Mengetahui. Karena sesungguhnya yang memberi tahu itu sudah ada dalam diriku , dan  apa yang ingin aku ketahui sudah ada dalam diriku. Tidak akan berpisah pengetahuan itu , siang , malam waspada dalam mengetahui. Dhohir batin membuka apa yang di ketahui. Sempurna pengetahuanku apabila sudah nyata apa yang kulihat itu adalah Nur Muhammad , Nur yang yang sebagai rahasianya Allah , diakui Sirrullah , di namakan Nurullah. Terang benderang menyinari alam semesta. Sempurna ma’rifatku dengan tidak ada halanganku sendiri.

•    Islam : Selamat Dzohir batinku, pasrah tanpa menyerah. Selamat dalam siang dan malam , yang bersahadat ya dhohir ya batin , yang shalat ya dhohir ya bathin , yang puasa ya dhohir  ya batin , yang zakat ya dhohir ya batin , yang haji ya dhohir ya batin. Sahadat pengetahuan suci , sholat tanpa batas , zakat tidak mengenal waktu , puasa awas kepada adanya Allah , haji tidak pernah merasa berpisah dengan Allah. Dhohir batin nyatanya islam ( selamat ). Aku sesungguhnya badan islam , islam sesungguhnya ya badanku. Hidup selamat tanpa halangan.



MA’RIFATNYA BADAN

Menyatu dalampengertianku , ma’rifat itu tidak ada pisahnya. Alam semesta ini tunggal dengan diriku , sebadan , senyawa , sekulit , sedaging , ya sehati , ya serasa. Menyatu dalam alam Hidayatullah. Dengan kuasa Allah menyatu dalam wujud Insan Kamil.


DELAMAKAN / TELAPAK KAKI
( DEDALAN MARING KEBECIKAN / JALAN MENUJU KEBAIKAN )

Laillahaillallah : aku menyatu dengan kekuasaan Allah. Sesungguhnya apa yang di bumi ini , api , air ,  batu , tumbuhan , hewan , semuanya merasuk menyatu pada telapak kakiku. Bijaksanan didalam perbuatanku ( af,al ) , diakui alam Nasut.


WUDEL / PUSER  ( WUJUDNYA DEDALAN HIDUP / WUJUD ADANYA HIDUP )

Lamaujuda illallah : Aku menyatu dengan keperkasaan Allah. Sesungguhnya apa saja yang di alam raya ini , baik itu matahari , bulan , bintang , mega , hujan , kilat , halilintar , semuanya menyatu merasuk sejiwa  di dalam pusarku. Bijaksana didalam penamaan ( asma ) , diakui alam malakut.


DADA  ( DAERAHE DAT / DAERAHNYA DAT )


Lamahmuda illallah : Aku menyatu dengan kebesaran Allah. Sesungguhnya segala puja dan puji , ya kalam ya lauhfulmahfud , ya surga ya neraka , semua merasuk sejiwa serasa di dalam dadaku. Bijaksana didalam sifatku ( sifat ) , diakui Alam Jabarut.


SIRAH / KEPALA  ( SIFATE RAHSA / SIFATNYA RASA )


Lafailla illallah : Aku menyatu dengan Yang Maha Mengenali Diri – Nya , memandang keluasan – Nya. Dan aku mengerti adanya hijabul Rahman. Seluruh keadaan Ghoib ( hidup Halus ) halusnya af’al , halusnya asma , halusnya sifat , halusnya alam ketuhanan , semua merasuk sehidup didalam kepalaku. Dari itu aku menerima adanya dinding Jalalullah , sebagai tanda bijaksana di dalam pengetahuanku. Bijaksana di dalam hidupku , diakui Alam Lahut.

Karena kuasa Allah , seluruhnya menyatu sejiwa di dalam badanku. Adanya alam kasar dan alam halus ini diadakan hanya karena penciptaanku. Atas dasar kenyataan itu , aku kuat dalam penyatuan. Sempurna rasa luar dalamku diliputi Allah , menerima kerajaan Allah yang sudah ada dalam diriku sendiri.

“ Qul Allahumma ma likal mulki tuktiil mulka man tasyaa “

“ Katakanlah : Wahai Tuhan yang mempunyai kerajaan , Engkau berikan kerajaan kepada siapapun yang Engkau kehendaki “ ( Q.S . Ali Imron : 26 )


AF’ALNYA BADAN


Aku berniat menata hidupku , hidup yang sesuai dengan kehendak suciku. Membuka tanpa ragu kekuatan cipta suciku , untuk memasuki cipta qolbuku , menjelaskan prasangka hidup pada nafsu suciku , membimbing jiwa menuju pada penempatan hidup , merasakannya menunaikan kebenaran rasa hidupku , yaitu hidup yang bertahta pada perbuatan hidupku ( syareat ) , bertahta pada caraku menjalaninya ( tarekat ) , bertahta pada kebenarannya ( hakekat ) uantuk menuju tahta yang Maha Mengatur hidupku. Aku menata hidupku , ketika aku :


BERDIRI

aku berdiri karena menyatu dengan anasir tanah yang ada di badanku. Membawa pengertian syare’at ( peraturan hidup ). Bertahta dengan nafsu Lawwammah , mengatur perbuatanku dalam menjalankan peraturan suci , untuk menyatu dengan perbuatan Tuhan Yang Maha sampurna.


RUKU


Aku rukuk karena menyatu dengan anasir api yang ada di badanku. Membawa pengertian tentang penamaan hidup , dalam mengenali cara kehidupan  ( tarekat ). Bertahta dengan nafsu amarah , melaksanakan cara hidup suci. Mengenali Tuhan Yang Maha Membimbing.


SUJUD

Aku sujud karena menyatu dengan anasir angin yang ada di badanku. Membawa pengerti kebenaran hidup ( hakekat ). Bertahta dengan nafsu shufiyah , menjalankan kebenaran menuju kebenaran-Nya , mengenali Tuhan Yang Maha Benar.


DUDUK

Aku duduk karena menyatu dengan anasir air  yang ada di badanku. Membawa pengertian waspada dalam hidup ini ( Ma’rifat ). Bertahta dengan nafsu Mutmainah , menyiapkan kewaspadaan , menuju kenyataan hidup. Mengenali Tuhan Yang Maha Mengawasi.


TIDUR

Aku tidur memasuki alam dalam badan , aku masuk menenangkannya , menyadarkan hati untuk menghadap-nya , tenggelam jiwaku mencari-Nya , menikmati rahsa hidup bersama-Nya. Damai tidurku bersama Tuhan Yang Tidak Pernah Tidur.


BANGUN TIDUR

Aku bangun mataku terbuka ,  membuka kehidupan , menjelaskan pada badan tentang kesempurnaannya , menenangkan hati untuk siap menghadapi kenyataan hidup, , menentramankan jiwa menerima kenyataan , mawas diri terhadap apa yang terjadi , mengenali hidup bersama Tuhan Yang Maha Menghidupi.


MAKAN

Aku memakan makluk sudah menjadi kehendak Allah. Pertanda adanya Yang Maha Menciptakan. Sudah menjadi kepastian hidup , ada kehidupan pasti ada makanan. Semua ini sudah menjadi hukum Allah atas segala pengakuan-Nya. Yang lama dibarukan , yang baru diakui , yang diakui akan kembali kepada Yang Maha Mengembalikan. Karena perputaran ini aku mengikuti dengan tidak ada henti , menerima salam dari Yang Maha Menciptakan wujud. Menuju wujud yang diakui oleh Allah.

“ Wa thoa hiru a’bdi fahuwa robbaa “

“ Dhohirnya hamba , menunjukkan adanya Allah “

“ Wa bathinul a’bdi fahuwa wujuudullah “

“ Didalam bathinnya hamba itu , ada nya Allah “

aku akui apa yang aku perbuat itu ( makan ) menjadi penyambung kehidupan. Mengikuti peraturan kehidupan. Menjalankan perputaran anasir air , angin, api , tanah. Untuk mengikuti perputaran ini aku tidak akan melawan, karena perlawanan itu adalah penghancur hidupku sendiri. Aku harus iklas , karena dengan begitu aku mudah menuju wujud yang diakui oleh Allah.


MINUM

Aku meminum air sudah menjadi keinginanku , menuju tarik – menarik nya anasir air. Luar dalam saling menarik membutuhkan dan saling melengkapi. Menandakan adanya Tuhan Yang Maha Memberi. Badan anasir luar dalam anasir , menyatu tanpa pisah. Badan mencari air , air menghidupkan badan. Bertemu di dalam badan menjalani kehidupan bersama Yang Maha Menghidupkan.


NGISING / BUANG AIR BESAR
( NGISI SINGGAHAN / MENGISI BUMI )


Aku duduk mengisi bumi , jatuh tinjaku , ku tinggal di bumi. Menyebar dzatnya menjadi penyubur bumi :

•    Tinja yang warna putih jatuh di bumi , berkumpul dengan air bumi, menjadi daya air bumi , rembes di bumi menjadi pendingin ( awalnya penyubur ) , diakui cipta jadinya karena makanan yang aku makan mengandung anasir air , masuk ke dalam tubuhku bertemu daya sempurnyanya nafsu Muthmainah.

•    Tinja yang warna kuning jatuh ke bumi , berkumpul dengan hawa bumi (angin ) , menjadi daya angin bumi , meresap di bumi menjadi penyambungnya  penyubur. Diakui cipta jadinya karena makanan yang aku makan mengandung anasir angin masuk ke dalam tubuhku bertemu dengan daya mulianya nafsu Shufiyah.

•    Tinja yang warna merah jatuh ke bumi , berkumpul dengan api bumi, menjalar di bumi menjadi penguatnya penyubur. Diakui cipta jadinya karena makanan yang aku makan mengandung anasir api yang masuk ke dalam tubuhku bertemu daya kuasnya nafsu Amarah.

•    Tinja yang warna hitam jatuh ke bumi, berkumpul di bumi, menjadi daya bumi , merambat di bumi menjadi pendorong pertumbuhan. Diakui cipta jadinya karena makanan yang aku makan mengandung anasirnya tanah , masuk ke dalam tubuhku bertemu daya kuatnya nafsu Lauwwammah.

Aku akui ada hidup ya ada makanan. Sudah menjadi kehendak Allah Yang Maha Menyuburkan. Dari itu untuk melaksanakan kewajibanku , ketika aku membuang hajat besar aku harus diam mengheningkan cipta menyadari kebesaran Allah yang ada pada badanku. Setelah aku membuang hajat besar , aku bersihkan dari badanku , sebagai tanda aku tidak pelit dan bermanfaat sebagai Insan Kamil.


NGUYU / KENCING
NGUYURI YUWO / MUDA KEMBALI


Aku mengeluarkan air ( hajat ) , sudah menjadi kuasa Allah., keluar air empat warna menjadi daya kehidupan bumi :

•    air yang warna putih , dayanya mengembalikan kehidupan bumi , yang tua dilayukan. Diakui cipta jadinya karena menyatunya air luar ( minuman ) dengan air dalamku ( bawaan badan ) , kemudian diterima sempurnanya Roh Idhofi yang ada dalam tubuhku. Diakui hujan air bani ( Terus Menurunkan ).

•    Air yang warna kuning , dayanya merontokkan kehidupan bumi , yang layu di rontokkan , diakui cipta jadinya karena menyatu air luar ( minuman ) dengan air dalamku ( bawaan badan ) , kemudian diterima mulianya Roh Rahmani yang ada di dalam tubuhku. Diakui hujan air Bai’at ( Pengangkatan ).

•    Air yang warna merah , dayanya mematikan kehidupan bumi , yang rontok di matikan. Diakui cipta jadinya karena menyatunya air luar ( minuman ) dengan air dalamku ( bawaan Badan ) , kemudian diterima kuasa nya Roh Rohani yang ada dalam tubuhku. Diakui hujan air Badri ( Mempercepat ).

•    Air yang warna semu hitam , dayanya menumbuhkan kehidupan bumi , yang mati di hidupkan kembali ( Yuwa / Muda Kembali ). Diakui cipta jadinya karena menyatunya air luar ( minuman ) dengan air dalamku ( bawaan badan ) , kemudian diterima kuatnya Roh Jasmani yang ada dalam tubuhku. Diakui hujan air Ba’ats ( Kebangkitan ).


Demi perintah Allah , aku menjalani perintah tubuhku. Dikala buang hajat kecil aku mengheningkan cipta murni menyadari kekuatan Allah yang ada pada tubuhku. Dan setelahnya kubersihkan jangan sampai ada yang tertinggal , terbawa manfaat apa yang telah menjadi kodrat Insan Kamil.


Aku mengikuti gerak alam ini , ku tahu
Dia-lah penggerak-Nya. Demi persatuaan
yang tak terpisah , Aku membaca nama
Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang di setiap aku mau menjalani
gerak hidup ini ( af’alnya tubuh )

“ Bismillahirrohmanirrohiim “




ASMANYA TUBUH


Segala puji bagi Allah yang telah menciptakan hidupku yang sempurna. Ada tubuh ada asmanya ( nama ) , ada asma ya nyatanya tubuh. Ya aku asma tubuh yang nyata diakui oeh Asma Allah. :


•    Ya aku wujud kejaten , bertempat pada seluruh tubuhku. Diakui asmaku Abdul Jamal ( Hamba Allah Yang Indah Rupanya ). Nyata , luar dalam wujud sampurna diakui oleh Allah.

•    Ya aku cipta laksana , bertempat pada akalku. Diakui asmaku Abdul Khaliq ( Hamba Allah Ynag Mencipta ). Nyata luar dalam ciptanya Allah.

•    Ya aku duta jaya , bertempat pada nafsuku. Diakui asmaku Abdul Aziz ( Hamba Allah Yang Maha Perkasa ). Nyata luar dalam geraknya Allah.

•    Ya aku Sukma Panawa , bertempat pada jiwaku. Diakui asmaku Abdul Latif ( Hamba Allah Yang Maha Halus ). Nyata , luar dalam jiwanya Allah.

•    Ya aku Tunggal Surahsa , bertempat pada Rasaku. Diakui asmaku Abdul Hamid ( Hamba Allah Yang Maha Terpuji ). Nyata , luar dalam rasanya Allah.

•    Ya aku Tejo Rahagi , bertempat pada cahaya peneranganku. Di akui asmaku Abdul Karim ( hamba Allah Yang Maha Mulia ). Nyata , luar dalam ya Nur nya Allah.

•    Ya aku Agung Buwono , bertempat pada hidupku. Diakui asmaku Abdul Jabar ( Hamba Allah Yang Maha Agung ). Nyat , luar dalam hidupku sempurna bersama Allah ).


Tiada daya dan kuasa , dhohir batin – luar dalam milik Allah S.W.T.


SOPAN SANTUN HIDUP MEMBAWA ASMA


Tidak ada halangan dalam hidupku untuk menerima kekuasaan Allah , menjalani dengan sifatnya Rosulullah , melakukan dengan kelakuannya Bapa Adam. Sudah menjadi penyatuan dalam hidupku :


1.    Jika menyatu dengan Allah. Nyata pengertiku , meresap di dalam cipta , terbuka di dalam rasa , kumpul dalam kehendak menghadap Allah ( karsa ). Merasa tidak berpisah bersama Allah , terang benderang dalam Esanya Allah.

2.    Jika menyatu dengnan Baginda Rasullallah. Nyata rasaku di dalam menyaksikan tubuhku yang sempurna dan tidak ragu pada pengetahuan penciptaan tubuhku. Sempurna hidup tidak berpisah dengan Rasulallah.

3.    Jika menyatu dengan Bapa Adam. Nyata  , hidupku bermanfaat bagi seluruh alam , dan menjadi asma terpuji :


•    Aku menggelar di alam semesta dengan Roh Odhofi , diakui Adam Awal. Rata menggelar menyatu dengan anasirnya air , menjadi sumbernya alam. Diasmai Abdul Wahid.

•    Aku merambah di alam semesta dengan Roh Rahmani , diakui Adam Muhyi. Rata merambah menyatu dengan anasir angin, menjadi penghidupan alam. Diasmai Abdul Muhyi.

•    Aku menjalar di alam semesta dengan Roh Rohani , diakui Adam Qahar. Rata menjalar menyatu dengan anasirnya api , menjadi penentunya alam. diasmai Abdul Qahhar.

•    Aku berada dia alam semesta dengan Roh Jasmani , diakui Adam Akhir. Rata berada dengan anasirnya Tanah , menjadi perwujudan alam. Diasmai Abdul Jalil.

•    Aku hidup dengan bangsa Adam , hidup tarik menarik dengan anasirnya  : air , angin, api , tanah. Nyata sempurna menurunkan dzurriyyat Adam ( keturunan ) , diakui Bani Adam. Diasmai Abdullah.


Menyatunya aku dangan Allah , dengan Baginda Muhammad Rosulallah , dengan Bapa Adam. Itulah sejatinya Sopan Santu Hidupku.



SIFATNYA BADAN


Aku hidup membawa badan , menyatakan perbuatannya , memberi nama dari apa yang telah diketahuinya , mengenali sifat dari apa yang telah di rasakannya. Jelaslah kenyataanku , aku berbuat dari sifatku , kemudian aku menjelaskannya dengan memberi nama , sebagai tanda pengenalanku terhadap apa yang telah aku ketahui dalam sifat dan perbuatanku.

Perbuatanku, sifatku, penamaanku, semua kembali pada arah kehidupan. Mengikuti kepastian Allah , mengembalikannya pada hidup Allah. Yang berasal dari Allah akan kembali kepada Allah.

Aku bersyukur kepada Allah yang telah menciptakan perangkat hidup yang telah menyatu pada badanku. Demi Insan Kamilku aku menjaga :



MULUT


Aku di beri mulut , dicipta oleh Allah Yang Maha Berbicara. Dijelaskan penamaan-Nya ( Asma Allah ) , untuk menyampaikankeinginan-Nya.

Dengan ,mulut Insan Kamilku, aku berbicara dengan perasaanku , menyampaikan kebenaran hidup.

Pada mulutku menjadi pintu Lauwwammah , sebagai jalan syare’atku ( Usaha Hidup ). Membuka kenyataan mengenali Tuhan Yang Maha Menyampaikan  , atas segala apa yang ia inginkan. Dan aku memasuki alam badanku menemui hati sanubariku membuka rasa dari apa yang aku bicarakan. , menyatukannya dengan rasa kebenaran , menuju haqqullah mencapai sampurnanya pengucapan.

Bijaksana didalam hidupku , aku menjaga mulutku dari apa yang masuk ( makanan dan minuman ) , dan dari apa yang keluar ( pengucapan ).karena semua itu menjadi pertaliannya roh , dan bertahta pada roh jasmani.


TELINGA

Aku diberi kuping oleh Allah Yang Maha Mendengar ,  di jelaskan Rahman Rohiim Allah , untuk mendengarkan kasih sayang-Nya.

Dengan pendengaran Insan Kamilku , aku mendengar dengan perasaanku , menikmaati irama illahi , mengenali Yang Maha Mengajarkan.

Pada telingaku menjadi pintu nafsu amarahku , sebagai jalan mengenali petunjuk hidupku ( Tarekat ). Membuka kenyataan mengenali Yang Maha Memberi Tahu, atas segala apa yang telah menjadi penentuan-Nya. Dan aku memasuki alam badanku menemui hati maknawiku membuka perintah rahsa dari apa yang telah aku dengar , menyatukannya dengan pemahaman rahsa hidupku , menuju Haqqul Adam , mencapai pengajaran Tuhan.

Memuliakan di dalam hidupku , aku menjaga pendengaranku , dari tinggi rendahnya pengucapan. Karena semua itu adalah pendengarn rohku , dan bertahta pada Roh Rohani.


HIDUNG

Aku diberi hidung , dicipta oleh Allah Yang Maha Mengenalkan. Di jelaskan yang mulia , untuk mengenali kesempurnaan penciptaan-Nya. Ada wujud ya ada gerak , ada gerak ya ada bau pengenalan.

Dengan hidung Insan Kamilku , aku mengenali bau kepastian , menikmati rasa pengenalan Tuhan , mengenali Yang Maha Menjadikan.

Pada hidungku menjadi pintu nafsu shufiyahku , sebagai jalan mengenali kebenaran  ( Hakekat ). Membuka kenyataan mengenali Yang Maha Dikenal. Atas segala apa yang menjadi kehendak-Nya. Dan aku memasuki alam badanku menemui hati siriku membuka sempurnanya rasa dari apa yang telah aku kenali. Menyatukannya dengan kepastian rasaku , menuju Yang Maha Pasti , mencapai penghirupan akan adanya Tuhan.

Menyempurnakan di dalam dadaku , aku menjaga di dalam penciumanku , dari bau yang telah menjadi kepastian ( tidak menghina pengenal ). Karena semua itu penciuman rohku , dan bertahta pada Roh Rahmani.



MATA  ( MANUNGGAL DAN NYATA )


Aku diberi mata , dicipta oleh Allah Yang Maha Melihat. Dijelaskan Nur-Nya ( Nurullah ) , untuk melihat kenyataan _ Nya.

Jelaslah sudah aku melihat dengan Yang Maha Melihat. Melihat kenyataan atas keinginan Allah yang ingin di kenal. Tak samar lagi aku melihat apa yang telah diinginkan-Nya. Dia ada karena mengadakan kenyataan-Nya . dia mengadakan karena ingin di ketahui kenyataan-Nya.

هُوَ الأوَّلُ وَالآخِرُ وَالظَّاهِرُ وَالْبَاطِنُ وَهُوَ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيمٌ

3. Dialah yang Awal dan yang akhir yang Zhahir dan yang Bathin[1452]; dan Dia Maha mengetahui segala sesuatu.( QS Al – Hadid : 3 )

[1452] Yang dimaksud dengan: yang Awal ialah, yang telah ada sebelum segala sesuatu ada, yang akhir ialah yang tetap ada setelah segala sesuatu musnah, yang Zhahir ialah, yang nyata adanya karena banyak bukti- buktinya dan yang Bathin ialah yang tak dapat digambarkan hikmat zat-Nya oleh akal.


Dengan penglihatan Insan Kamilku, aku melihat dengan pandangan dhohir batinku. Melihat wujud mengenali penamaan-Nya, di dalam mengenali penamaan-Nya aku melihat sifat dan keinginan_Nya. Tertata rapi dalam rahasia-Nya.

Pada mataku menjadi pintu nafsu Muthmainnah , sebagai jalan atas ma’rifatku. Membuka kenyataan hidup mengenali wajah Allah. Dan aku masuki alam badanku menemui hati fuadku untuk menyatukan rasa dari apa yang telah aku lihat , menuju jalullah mencapai indahnya penglihatan.

وَلِلَّهِ الْمَشْرِقُ وَالْمَغْرِبُ فَأَيْنَمَا تُوَلُّوا فَثَمَّ وَجْهُ اللَّهِ إِنَّ اللَّهَ وَاسِعٌ عَلِيمٌ  

115. dan kepunyaan Allah-lah timur dan barat, Maka kemanapun kamu menghadap di situlah wajah Allah[83]. Sesungguhnya Allah Maha Luas (rahmat-Nya) lagi Maha mengetahui.
( Q.S.>Al Baqarah : 115 )

[83] Disitulah wajah Allah maksudnya; kekuasaan Allah meliputi seluruh alam; sebab itu di mana saja manusia berada, Allah mengetahui perbuatannya, karena ia selalu berhadapan dengan Allah.

mensucikan di dalam hidupku , aku menjaga penglihatanku , dari apa yang menjadi penglihatanku akan baik buruknya wujud ( Menghormati Ciptaan Allah ). Karena semua itu adalah penglihatan rohku , dan bertahta pada Roh Idhofi.


DZATNYA BADAN


Sudah nyata hidup ini , hidup yang nyata dengan Af’al , Asma , Sifat , dan Dzat-Nya Allah. Berkembang menjadi tahta hidupku , mengenali ketetapan Dzat dan kesempurnaan-Nya.


DZAT

Allah adalah asma Dzat , Dzat diberi nama Allah. Suci mulia tidak kecampuran.

DAT

Sudah nyata dan esa dzatullah menciptakan makluk dengan keluasan- Nya. Dialah yang luar dan di dalam. Dan yang berada pada makluk itu disebut dat. Jangan salah pengertian yang namanya dat adalah Dzatullah yang meliputi manusia dan yang berada di dalam diri manuisa.

Dari kenyataan ini , aku menjalankan hidup dengan izin Allah. Tertata rapi menjadi kebiasaan.  ( Adate ).

ADATE

Sudah menjadi kebiasaan ( adate ) manusia melakukan kebiasaan. Jangan samar dan jangan gegabah , manusia hidup harus berhati – hati terhadap kebiasaan yang dilakukan. Karena ketetapan Dzat itu menjadi hukum hidup manusia.

Dari kebiasaan ini , aku harus menjalani kebiasaan kepada kebenaran sesuai dengan hukum Allah. Tertata rapi menjadi hukum kebiasaan ( Pengadatan ).


PENGADATAN

Setelah manusia menjalankan kebiasaan maka manusia itu menularkannya kepada manusia lainnya. Dan dengan kepastian Allah , hukum kebenaran kebiasaan itu akan berkumpul dengan sesama merasaknnya. Bertemu dan menjadi kepastian yang tidak berubah akan kebenaran kebiasaan ( Adat Istiadat ).

Dari kebenaran kebisaaan ini, aku harus menjaganya, agar terjaga hidupku dari kebiasaan yang melanggar kebenaran. Tertata rapih menjadi penjagaan kebenaran. ( Adat Istiadat ).


ADAT ISTIADAT

Sempurnalah sudah pencarian kebenaran, tinggal bagaimana aku melaksanakan kebenaran. Ku junjung tinggi Insan Kamilku , hormat menghormati adalah sempurnyanya kebenaran , menjadi martabat kemanusiaan.

MARTABAT MANUSIA

Hidup adalah kebenaran  adalah martabat manusia itu sendiri, dia tidak rubah dari kebenaran, tetap kuat dalam keyakinan kebenaran, karena jalan Tuhan itu harus di tempuh dengan sabar dan berhati-hati, untuk menuju hidup terang bersama Allah.

TERANG

Aku menerangi hidupku dengan jalan Allah, menikmati kebenaran yang telah menjadi kebiasaan hidupku. Karena sabar dan hati-hati itu akan menjadi tenang dan teliti. Semua kunikmati dengan teliti. Semua kunikmati demi kesentosaan hidupku bersama Allah.


SENTOSA

Manusia akan sentosa hidupnya , apabila dia mantap pada ketetapan dan kenyataan yang dijalaninya, menjadi kepercayaan hidupnya. Tidaklah rubah kemantapan dan kepercahyaannya , menyadarkan diri terhadap apa yang dialaminya ( Ma’rifat )


MA’RIFAT

Manusia yang sudah ma’rifat itu tandanya mantap. Kemantapan yang berasal dari pasnya pemusatan dan kesadaran hidup. Dari itulah manusia harus berusaha terus menerus memahami kesadaran hidup , mawas diri menjaga waspada.


MANUSIA MA’RIFAT DZAT


Apabila manusia sudah menyatu dengan kesadarannya maka manusia itu akan menjadi waspada pada kesadaran keumuman dan waspada terhadap semesta alam. karena kesadaran itu berasal dari pasnya perhatian di dalam diam dan pengheningan cipta dan kewaspadaan itu berasal dari pasnya rasa kesadaran.

Kemana saja tidaklah rubah , terang pikirannya , mantap kepercayaanya (Iman ) , nikmat rasa hidupnya. Dan kesaksiannya menyatakan “ Hidup Tidak Kekurangan ( Syukur ) , dan Hidup Tanpa Halangan ( Yakin ) “. Hidup murni tanpa kecampuran.

Sejatinya rasa hidup itu berasal dari ketenangan yang pas , di dalam ketenangan yang pas itu ada kesadaran yang pas , di dalam kesadaran yang pas itu ada rasa hidup yang tidak kekurangan , dan didalam rasa yang tidak kekurangan itu ada “ Hidayatullah “ , yaitu Nikmat Hidup yang pas bersama Allah menerima sejatinya “ Ni’matullah “. Berawal dari takjub kepada Allah , menjadi adanya diam tidak bersuara , tenang  tanpa gangguan melompong tanpa kosong.




“ Jangan melihat  kalau masih samar , Jangan mendengar kalau masih tuli , Jangan bernafars kalau masih belum merasa hidup bersama Allah , Jangan marah kalau belum mengerti karena bisu tidak mampu mengucapkan alif “.

Wassalam

Tidak ada komentar:

Posting Komentar