Jumat, 20 Juli 2012

Padang Arafah Yang Mengesankan


PADANG ARAFAH

Padang Arafah padang pasir yang terletak 25 km sebelah timur kota Mekah, sekarang sudah ditanami pohon – pohon yang cukup tinggi dan tumbuh cukup subur dengan pengariran buatan dipasang selang disetiap pohonnya. Padang Arafah dikeliling bukit – bukit yang cukup tinggi berbentuk setengah lingkaran. Disini dipasang ribuan tenda untuk menampung seluruh jama’ah haji yang akan melakukan wukuf sebelum melanjutkan perjalanan ke Muzalifah.

Padang Arafah ini merupakan tempat syahnya haji, maka semua jamaah haji pada menjelang tanggal 9 Zulhijah harus melakukan wukuf di Padang Arafah, sejak tergelincir matahari pada tangal 9 Zulhijah sampai terbit fajar tanggal 10 Zulhijah, jika tidak melakukan wukuf pada tanggal tersebut maka hajinya tidak syah. Tidak perduli orang sakit baik yang sakit ringan maupun yang sakit berat semua harus dibawa ke Padang Arafah ini, entah itu dengan di gotong atau dengan mobil / ambulance dan lain sebagainya yang penting pada hari itu mereka harus bisa datang ke Padang Arafah. 

Di Padang Arafah inilah do’a kita akan dikobul dan diijabah oleh Allah di mana Nabi bersabda :

“ Do’a yang paling abdol adalah do’a di Padang Arafah “

Di Padang Arafah ini saya mempunyai cerita yang mengesankan sebagai berikut :

Kami berangkat ke Padang Arafah, dari Maktab ba’dha ashar, sampai di Padang Arafah menjelang Magrib, di Padang Arafah ini aku membatin padang seluas ini yang ada hanya hamparan pasir dan bukit batu.

“ apa ada  seekor  jangkrik ya “ ?.

Sehabis shalat magrib saya mendengar suara jangkrik yang keras sekali, saya keluar tenda untuk mencari datangnya suara. Saat aku sedang mencari suara jangkrik aku bertemu dengan beberapa kawan dan bertanya :

“ suara jangkrik datang dari mana ya pa “ ?
   
“ lha itu ada di tiang tenda pa “.  kata salah seorang dari mereka.

Masyaallah, Subhanallah,  aku memuji kebesaran – Nya. Aku menitikkan air mata ternyata Allah telah menunjukkan Kekuasaan – Nya, dengan menunjukkan ada jangkrik seperti apa yang aku batin dalam hati. Jangkrik itu berada dalam tiang tenda besi yang kelihatan hanya sungutnya saja. ini jangkrik sungguh luar biasa aku lihat sungut jangkrik yang sebesar lidi warna hitam dan panjang. Saya berguman berapa besar jangkriknya kalau sungutnya saja sebesar ini. Aku ingin mengelus sungut jangkrik itu dan teman serombongan berkata mengingatkan aku :

“ biarkan saja  jangan diambil pa “ .

“ O ya “.

Dalam hati saya berkata ; “ saya juga tahu saya dalam keadaan ikrom “ . 

“ saya Cuma ingin mengelus sungutnya saja kok pak “. 

Aku mengelus sungut jangkrik dengan ujung jari tangan kananku jangkrik itu ternyata tidak berhenti mengerik bahkan tambah keras dan tidak lari. Padahal kalau jangkrik semestinya harus lari dan berhenti. Maka aku menitikkan air mata dan memuji kebesarn - Nya berkali – kali.

Adzan Shalat isya berkumandang saya melaksanakan shalat isya berjama’ah ditenda. Selesai shalat isya saya keluar mencari makan dan minum. Menjelang tengah malam saya keluar dan shalat tahajut di masjid yang telah disiapkan untuk para jama’ah. Selesai shalat saya melakukan zikir dan berdo’a saat saya zikir zaya mencium bau wangi seperti bau wangi minyak Hajar Aswat yang pernah saya cium saat saya mencium Batu Hajar Aswat. Saya mengendus – endus mencari sumber bau wangi tersebut tapi tidak aku temukan, bau itu semakin tercium sangat wangi. Dengan tidak sengaja aku mengelus rambut kepalaku, kemudian aku mencium tanganku ternyata tanganku bau wangi seperti bau wangi minyak Hajar Aswat, yang aku cium, aku merasa heran dan berfikir ada apa ini ? :

“ jangan – jangan saya besuk mati saat mau lempar jumroh “.

Saya berdo’a ya Allah jangan engkau cabut nyawaku dulu aku masih punya anak yang masih kecil dan dalam hati aku berkata ya Allah mengapa seanadinya aku mati anak – anakku tidak dapat melihat jasad bapaknya. Jangan engkau cabut dulu nyawaku ya Allah “. Aku kemudian meninggalkan masjid itu dan kembali ke kemah untuk tidur. Di kemah ternyata aku tidak bisa tidur  pikiranku melayang ga tahu kemana yang jelas aku memikirkan bau wangi di kepalaku. Pertanda apa itu sebenarnya semoga saja pertanda baik bagi ku.

Siang harinya aku bersama rombongan berjiarah ke bukit “ Jabal rahmah “. Bukit Jabal Rahmah ini letaknya tidak jauh dari Padang Arafah, maksudnya masih dilingkungan Padang Arafah juga, tidak jauh dari tempat kemah rombonganku. Bukit Jabal Rahmah ini tempat bertemunya Nabi Adam dan Ibu Hawa setelah berpisah selama 200 tahun sebab diusir oleh Allah dari surga, sebab melanggar larangan Allah memakan buah “ Kuldi “. Nabi Adam di turunkan di India dan Hawa di Iraq. Keduanya saling mencari dan bertemulah setelah kurun waktu 200 th di bukit Jabal Rahmah tersebut. Kemudian mereka menetap di situ dan berkembang biak.

Dibukit Jabal Rahmah ini aku merasakan kesadaran timbul rasa kasih sayang sama istriku dan aku berdo’a semoga diberikan kelanggengan dalam rumahtanga sampai akhir hayat. Disini saya dan istri sempat foto bersama unta yang dihias dengan ronce seperti kuda ronggeng di Sumedang.

Sehabis ba’dha shalat isya kami siap – siap akan melanjutkan perjalanan ke Muzalifah untuk mengambil batu sebagai bekal  lempar jummroh esok harinya. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar