PADANG ARAFAH
Padang Arafah padang pasir yang
terletak 25 km sebelah timur kota Mekah, sekarang sudah ditanami pohon – pohon
yang cukup tinggi dan tumbuh cukup subur dengan pengariran buatan dipasang
selang disetiap pohonnya. Padang Arafah dikeliling bukit – bukit yang cukup
tinggi berbentuk setengah lingkaran. Disini dipasang ribuan tenda untuk
menampung seluruh jama’ah haji yang akan melakukan wukuf sebelum melanjutkan
perjalanan ke Muzalifah.
Padang Arafah ini merupakan tempat syahnya haji, maka
semua jamaah haji pada menjelang tanggal 9 Zulhijah harus melakukan wukuf di
Padang Arafah, sejak tergelincir matahari pada tangal 9 Zulhijah sampai terbit
fajar tanggal 10 Zulhijah, jika tidak melakukan wukuf pada tanggal tersebut
maka hajinya tidak syah. Tidak perduli orang sakit baik yang sakit ringan
maupun yang sakit berat semua harus dibawa ke Padang Arafah ini, entah itu
dengan di gotong atau dengan mobil / ambulance dan lain sebagainya yang penting
pada hari itu mereka harus bisa datang ke Padang Arafah.
Di Padang Arafah
inilah do’a kita akan dikobul dan diijabah oleh Allah di mana Nabi bersabda :
“ Do’a yang paling abdol adalah
do’a di Padang Arafah “
Di Padang Arafah ini saya
mempunyai cerita yang mengesankan sebagai berikut :
Kami berangkat ke Padang Arafah,
dari Maktab ba’dha ashar, sampai di Padang Arafah menjelang Magrib, di Padang Arafah
ini aku membatin padang seluas ini yang ada hanya hamparan pasir dan bukit batu.
“ apa ada seekor jangkrik ya “ ?.
Sehabis shalat magrib saya mendengar
suara jangkrik yang keras sekali, saya keluar tenda untuk mencari datangnya
suara. Saat aku sedang mencari suara jangkrik aku bertemu dengan beberapa kawan
dan bertanya :
“ suara jangkrik datang dari mana
ya pa “ ?
“ lha itu ada di tiang tenda pa “.
kata salah seorang dari mereka.
Masyaallah, Subhanallah, aku memuji kebesaran – Nya. Aku menitikkan air
mata ternyata Allah telah menunjukkan Kekuasaan – Nya, dengan menunjukkan ada
jangkrik seperti apa yang aku batin dalam hati. Jangkrik itu berada dalam tiang
tenda besi yang kelihatan hanya sungutnya saja. ini jangkrik sungguh luar biasa
aku lihat sungut jangkrik yang sebesar lidi warna hitam dan panjang. Saya
berguman berapa besar jangkriknya kalau sungutnya saja sebesar ini. Aku ingin
mengelus sungut jangkrik itu dan teman serombongan berkata mengingatkan aku :
“ biarkan saja jangan diambil pa “ .
“ O ya “.
Dalam hati saya berkata ; “ saya
juga tahu saya dalam keadaan ikrom “ .
“ saya Cuma ingin mengelus sungutnya
saja kok pak “.
Aku mengelus sungut jangkrik dengan ujung jari tangan kananku
jangkrik itu ternyata tidak berhenti mengerik bahkan tambah keras dan tidak
lari. Padahal kalau jangkrik semestinya harus lari dan berhenti. Maka aku
menitikkan air mata dan memuji kebesarn - Nya berkali – kali.
Adzan Shalat isya berkumandang
saya melaksanakan shalat isya berjama’ah ditenda. Selesai shalat isya saya
keluar mencari makan dan minum. Menjelang tengah malam saya keluar dan shalat
tahajut di masjid yang telah disiapkan untuk para jama’ah. Selesai shalat saya
melakukan zikir dan berdo’a saat saya zikir zaya mencium bau wangi seperti bau
wangi minyak Hajar Aswat yang pernah saya cium saat saya mencium Batu Hajar Aswat.
Saya mengendus – endus mencari sumber bau wangi tersebut tapi tidak aku
temukan, bau itu semakin tercium sangat wangi. Dengan tidak sengaja aku
mengelus rambut kepalaku, kemudian aku mencium tanganku ternyata tanganku bau
wangi seperti bau wangi minyak Hajar Aswat, yang aku cium, aku merasa heran dan
berfikir ada apa ini ? :
“ jangan – jangan saya besuk mati
saat mau lempar jumroh “.
Saya berdo’a ya Allah jangan
engkau cabut nyawaku dulu aku masih punya anak yang masih kecil dan dalam hati
aku berkata ya Allah mengapa seanadinya aku mati anak – anakku tidak dapat
melihat jasad bapaknya. Jangan engkau cabut dulu nyawaku ya Allah “. Aku
kemudian meninggalkan masjid itu dan kembali ke kemah untuk tidur. Di kemah ternyata
aku tidak bisa tidur pikiranku melayang
ga tahu kemana yang jelas aku memikirkan bau wangi di kepalaku. Pertanda apa
itu sebenarnya semoga saja pertanda baik bagi ku.
Siang harinya aku bersama
rombongan berjiarah ke bukit “ Jabal rahmah “. Bukit Jabal Rahmah ini letaknya
tidak jauh dari Padang Arafah, maksudnya masih dilingkungan Padang Arafah juga,
tidak jauh dari tempat kemah rombonganku. Bukit Jabal Rahmah ini tempat
bertemunya Nabi Adam dan Ibu Hawa setelah berpisah selama 200 tahun sebab
diusir oleh Allah dari surga, sebab melanggar larangan Allah memakan buah “
Kuldi “. Nabi Adam di turunkan di India dan Hawa di Iraq. Keduanya saling mencari
dan bertemulah setelah kurun waktu 200 th di bukit Jabal Rahmah tersebut.
Kemudian mereka menetap di situ dan berkembang biak.
Dibukit Jabal Rahmah ini aku
merasakan kesadaran timbul rasa kasih sayang sama istriku dan aku berdo’a
semoga diberikan kelanggengan dalam rumahtanga sampai akhir hayat. Disini saya
dan istri sempat foto bersama unta yang dihias dengan ronce seperti kuda
ronggeng di Sumedang.
Sehabis ba’dha shalat isya kami
siap – siap akan melanjutkan perjalanan ke Muzalifah untuk mengambil batu
sebagai bekal lempar jummroh esok
harinya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar