Senin, 23 Juli 2012

Perjalanan Mudik





Penomena lebaran atau yang lebih dikenal dengan pulang mudik di kalangan Bangsa Indonesia, ternyata bukan sekedar milik umat islam semata, tetapi lebaran di Indonesia sudah menjadi tradisi budaya nasional, yang semua orang ikut terlibat dalam merayakannya. Tak peduli dari suku dan agama apa saja mudik sudah menjadi kebutuhan setiap orang. Apalagi para pedagang yang nota bene kebanyakan orang – orang cina turunan mereka begitu antusias untuk mempersiapkan pernak - pernik kebutuhan lebaran. Ini merupakan berkah datangnya bulan suci ramadhan. Alhamdulillah.

Penyambutan lebaran yang merupakan acara tahunan ini menyedot perhatian khusus bagi pemerintah dalam memberikan pelayanan yang istimewa bagi para pemudik. Coba bayangkan  pemerintah dengan antusias mempersiapkan sarana dan prasarana jalan dengan memperbaiki jalan – jalan yang rusak, melebarkannya. Seakan – akan jalan itu tidak akan diperbaiki kalau belum datangnya hari lebaran. Inipun berkah bulan Ramadhan Alhamdulillah.

Sarana transfortasi dan akomodasi dari kelas embek sampai exekutif juga tidak kalah pentingnya bahkan hampir semua instansi dan perusahaan – perusahaan juga memberikan layanan bagi para karyawannya dengan menyediakan sarana transfortasi dan akomodasi gratis untuk pulang mudik. Ini juga berkah bulan Ramadhan Alhamdulillah.

Belum lagi aparat keamanan juga dipersiapkan untuk mengantisifasi hal – hal yang tidak diinginkan sehingga diharapkan dalam menghadapi lebaran ini semua bisa berjalan dengan lancar dan tidak ada hal – hal yang tidak diinginkan. Polisi dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat, mengatur arus lalu lintas juga tentara untuk membantu pengamanan dalam memberikan rasa aman bagi para pemudik dalam perjalanannya. Ini juga berkah bulan Ramadhan Alhamdulillah.

Belum lagi petugas kesehatan juga tidak kalah sibuknya mereka menyiapkan para dokter dan perawat, disiapkan di pos – pos pelayanan kesehatan gratis baik dari pemerintah maupun dari oraganisasi masa apalagi dari para partai – partai juga tidak ketinggalan, tidak mau kalah untuk menarik masa mencari simpati mengumpulkan suara, dengan harapan agar bisa menang dalam pemilihan jagonya. Ini juga berkah bulan Ramadhan Alhamdulillah.

Pendek kata semua lapisan masyarakat semua sibuk untuk menyambut datangnya hari lebaran, dan semua itu berkah datangnya bulan suci Ramadhan. Sebab tanpa Ramadhan tidak ada yang namanya “ Lebaran “, maka bersyukurlah kita dengan bulan ramadhan yang membawa berkah bagi semua manusia, bukan hanya orang – orang islam saja. Tapi seluruh manusia merasakan berkahnya bulan Ramadhan. Alhamdulillah.

Namun yang lebih penting dari semua itu lebaran adalah merupakan ajang silaturahmi bagi masyarakat. Mereka rela dengan susah payah, mengorbankan banyak biaya untuk mudik sekedar bertemu dengan sanak saudara yang sudah lama tidak bertemu. Ini merupakan salah satu ajang silaturahmi yang sangat manjur untuk mrempererat tali persaudaraan sehingga memberikan makna tersendiri. Ini juga berkah bulan Ramadhan. Alhamdulilah.

Suasana lebaran dimana kita bisa berkumpul dengan seluruh anggauta keluarga kita yang terpencar jauh, bisa berkumpul: kakek, nenek, bapak, ibu, anak, cucu, bahkan cicit. Pakdhe, budhe, paman, tante, dan semua sanak kerabat, berkumpul, dalam suasana yang fitri. Alangkah senangnya kita dapat bertemu dengan seluruh anggauta keluarga sehingga kita bisa bercerita pengalaman dan keadaan kita masing-masing dirantau. Suasana yang seperti ini saja mampu membuat kita terharu saling merasakan susah senang semua rasa bercampur aduk sehingga pada akhirnya kita saling memaafkan, mencurahkan kasih sayang yang begitu tulus dan iklas.

Sehingga kalau  kita hayati dibalik semua itu tergambar dalam benak kita inilah kehidupan kita nanti dihari akhir di mana kita akan mudik berkumpul diharibaan Allah yang Maha Perkasa. Dengan berduyun duyun dan susah payah agar kita dapat berkumpul dengan sanak-saudara dan handaitaulan yang kita cintai.

Apakah kita sudah mempersiapkan bekal untuk mudik ke kampung akaherat ? sementara untuk mudik kekampung halaman saja kita rela mengumpulkan bekal selama setahun kalau tidak ada kita rela mengada adakan dengan berbagai macam cara tetapi untuk pulang ke kampung akherat kita malah terlena tidak mau mempersiapkan bekal yang cukup. Padahal kampung akherat lebih sulit medannya sebab kita belum pernah ke sana, dan kita juga belum tahu di mana tempatnya. Dan kita akan melalui alam barzah, padang ma’sar, masih melalui proses hisab, yang gelap tidak ada penerang yang menerangi kecuali iman.

“ Sudahkah kita mempersiapkan diri kita dengan iman “ ?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar