Kamis, 23 Februari 2012

" Limaran dan Totokkerot "

Quensha namanya cucu pertamaku yang lucu, cantik dan imut. Ini dongeng untuk cucuku yang cantik semoga jadi anak yang pintar dan cepat besar.

" Limaran dan Totokkerot "

Disebuah desa  Dadapan hiduplah seorang janda dengan dua orang anak perempuan yang bernama " Totokkerot " yang tua dan " Limaran " adiknya. Limaran adalah adik tiri, kedua anak tersebut mempunyai tabiat yang sangat berbeda. Totok kerot mempunyai sifat yang jahat, malas, sombong dan selalu ingin menang sendiri, suka memerintah adiknya untuk memenuhi keinginannya.Totokkerot tidak mau bekerja sama sekali setiap hari kerjaannya hanya makan tidur dan bergaya ria. Padahal wajahnya memang tidak cantik. sementara Limaran yang harus bekerja setiap hari dari bangun tidur sudah harus  nyuci, nyapu sampai memasak dan semua pekerjaan rumah dibebankan kepada Limaran. Namun begitu Limaran tidak pernah mengeluh dan tetap cantik. sehingga membuat iri Totokkerot. Sebenarnya mbok rondo tidak pernah membeda - bedakan kasih sayang diantara mereka, namun Totokkerot selalu mengancam dan sering berbuat kasar maka mbok rondo tidak bisa berbuat banyak.

Pada suatu hari Limaran  mencuci pakaian dan semua perabot dapur ke kali. Ternyata ada salah satu pakaian Totokkerot dan perabot dapur yang hanyut terbawa air sungai, tanpa diketahui Limaran. Sesampai di rumah Limaran melaporkan kejadian itu pada ibunya dan kakaknya, maka marahlah   Totokkerot dan mengusir Limaran untuk mencari pakaian dan beruk yang hanyut di kali, tidak boleh pulang sebelum ditemukan baju dan beruk yang hilang.

Dengan perasaan bingung dan gundah Limaran kembali ke sungai mencari barang - barang yang hilang. Limaran menyusuri sungai barang kali baju dan perabot dapur itu menyangkut di pinggir - pinggir kali. Sejauh perjalanan yang ditempuh tidak ada tanda - tanda pakaian dan beruk itu menyangkut di rumput atau di akar - akar pohon yang dilalui.

Dilihat orang sedang memandikan kuda maka Limaran berhenti dan bertanya sopan apakah melihat pakaian dan beruk yang hanyut di kali. :

" kang - kakang sing guyang jaran mriki wau nopo wonten popok beruk keli popoke Limaran nggih sulaman beruke cangkir gading kir ukiran ".

Jawab orang yang memandikan jaran :

" tidak nduk tidak. Saya tidak melihat disni, coba tanyakan kepada orang yang memandikan kerbau di sna itu "

Limaran berjalan kembali menyusuri sungai dan menemui orang - orang yang sedang memandikan kerbau. dan bertanya lagi :

" kang kakang sing nguyang kebo mriki wau nopo wonten popok beruk keli, popoke Limaran nggih sulaman beruke cangkir gading kir ukiran ".

Jawab orang yang memandikan kerbau : " tidak nduk saya tidak melihat barang - barang yang kau cari, coba tanyakan,  nini - nini yang sedang menyuci di sana ".

Begitu setiap orang yang ditanya tidak ada yang melihat dan menemukan barang yang dicari. Mereka merasa kasihan sama Limaran yang sudah kelelahan berjalan jauh dari kampungnya. Dan setiap disuruh istirahat Limaran tidak mau sebelum menemukan Baju dan Beruknya.

Limaran berjalan lagi dan sudah mulai sempoyongan, matanya sudah berkunang - kunang, keringat dingin mulai membasahi tubuhnya. Sesampainya di tempat nini - nini yang sedang mencuci Limaran langsung terduduk lemas dan air matanya mulai berkaca - kaca sambil menangis Limaran bertanya kepada nini - nini yang sedang mencuci :

" Ni nini sing lagi nyuci mriki wau nopo wonten popok beruk keli popoke Limaran nggih sulaman beruke cangkir gading kir ukiran ".

Setelah bertanya Limaran duduk terkulai lemas tidak sadarkan diri dan nini - nini itu  menolong menyadarkannya. setelah siuman nini - nini itu bertanya :

Nini - nini : " anak siapa dan dari mana " ?

Limaran : " saya Limaran dari desa Dadapan ni mencari baju dan beruk yang hanyut kebawa banjir, apakah nini menemukannya ? "

Nini - nini : " Kasihan kau nak jauh - jauh dari desa Dadapan hanya untuk mencari baju dan beruk, nini menemukannya tapi udah nini bawa pulang apakah kamu mau mengambil ke rumah nak ? ".

Limaran merasa terharu dan menangis memeluk nini - nini dengan mengucapkan rasa syukur dan berterma kasih kepada nini - nini yang telah menemukan baju dan beruknya. Nini - nini merasa iba dan di elus - elus rambut Limaran dengan rasa kasih sayang. Kemudian Limaran dan nini - nini itu pulang, Limaran membantu  membawa barang - barang cuciannya, padahal nini - nini itu sudah melarangnya sebab dilihatnya Limaran sangat kelelahan dan letih.

" Jangan nduk biar nini bawa sendiri kamu masih kecapaian dan kelelahan ".

Jawab Limaran : " tidak apa ni aku udah pulih kembali dengan ditemukannya baju dan beruk sama nini, saya malah berhutang budi sama nini dan tidak bisa membalasnya ".

Nini - nini : " Jangan dipikirkan itu nduk kita sesama manusia harus saling tolong - menolong bila kita mampu menolongnya walaupun sekecil apapun pertolongan itu pasti akan ada balasannya dari Gusti ".

Di rumah nini - nini Limaran membantu mengerjakan semua pekerjaan rumah nini - nini dengan tidak  pernah merasa terpaksa untuk mengerjakannya. Walaupun sebenarnya nini - nini itu tidak boleh namun Limaran merasa betah dan Krasan di rumah nini - nini itu sebab diperlakukan dengan baik dan kasih sayang yang selama ini tidak didapat di rumah biyungnya. Setelah beberapa hari di rumah nini - nini itu akhirnya nini - nini berkata :

" Limaran bukannya nini mengusir kamu dari ramah nini cah ayu, tetapi biyung dan kakakmu telah lama menunggu, maka besuk pagi  pulanglah. Dan ini ada dua tongkat bambu pilihlah yang mana yang kamu suka, sebagai kenang - kenangan dari nini. Belahlah sesampai di rumah dan sebagai tongkat diperjalananmu ya nduk cah ayu ".

Jawab Limaran : " Yang kecil saja ni biar ga berat membawanya ".

Pagi - pagi sehabis shalat Subuh Limaran sudah siap - siap mau pulang dan bekal sudah disiapkan dan minta pamit  nini - nini sambil berlingan air mata Limaran merangkul dan berkata :

" Ni saya ucapkan terimakasih atas pertolongan nini, saya tidak bisa membalas budi baik nini, nanti saya boleh ke sini lagi ya ni ".

Nini - nini merasa sangat terharu dan menjawab sambil menangis :

" Anakku semoga perjalananmu selamat tidak ada sauatu aral melintang bila Gusti mengijinkan pasti kita bisa ketamu Lagi ndu cah ayu. hati - hati di jalan jangan menoleh ke belakang tujuh langkah dari rumah ini nduk ".

" Iya ni ".

Limaran mencium tangan nini - nini dan mundur meninggalkan rumah dan tidak menoleh sebelum tujuh langkah.

Singkat cerita Limaran sudah sampai di rumah dan mengucapkan salam tetapi disambut dengan Totokkerot dengan bentakan dan suara yang kasar :

" Hai dari mana saja kau anak kurang ajar kirain sudah mati ".

Limaran kemudian menyerahkan baju dan beruk kepada kakaknya dan Limaran langsung masuk ke dalam rumah menemui ibunya. Di dalam Limaran menangis menceritakan perjalannya sampai ditemukan baju dan beruk di rumah nini - nini yang baik hati. dan saya di beri tongkat bambu dan disuruh membelah sampai di rumah.

Pagi hari limaran dan biyungnya membelah tongkat bambu, ternyata setelah dibelah didalamnya ada segala jenis perhisan dari emas. Melihat semua yang terpampang dimatanya Totokkerot merasa iri dan ingin juga untuk mendapatkan keberuntungan seperti Limaran.

Totokkerot pergi kesungai dan menghanyutkan baju dan beruk seperti apa yang di lakukan Limaran. Kemudian Totokkwerot mencari menyisir sungai seprti apa yang dilakukan Limaran. Totokkerot pun bertemu juga dengan orang - orang yang memandikan Kuda, Kerbau, Sapi dan juga bertanya kepada setiap orang yang ditemuinya. Tetapi dalam bertanya Totokkerot tidak mempunyai sopan santun dan tatakrama yang baik. Dia berkata dengan angkuh  sambil marah - marah sehingga membuat sebal dan marah orang yang di tanya. Sehingga Totokkerot banyak disumpahi orang disetiap jalannya.

Akhirnya Totokkerot ketemu juga dengan nini - nini yang ceritakan Limaran. Dengan kasar Totokkerot membentak nini - nini :

" Hai nini - nini peot ompong dan bungkuk di mana kau curi baju dan beruk yang hanyut di kali ini hayo kembalikan kepadaku kalau tidak akan aku hajar kamu ".

Nini -nini itu mendapat teguran Totokkerot seperti itu marah dan memukul Totokkerot dengan irus dan berkata :

" Hai kamu anak kurang ajar bertanya sama orang tua ga tahu sopan santun, hatimu sama jeleknya sama muka kamu nduk ".

" Hai nenek peyot ga usah banyak rewel mana baju dan berukku kembalikan pasti kamu yang ambil kan ".

" Iya aku yang ambil sekarang ada di rumah hayo ke rumah dan bawa barang - barang cucian nini ini ya ? ".

Totokkerot matanya melotot dan ngomel :

" Enak saja kamu menyuruh - nyuruh saya nenek tua aku ga mau membawa cucian kamu memang ini barang siapa ".

Nini - nini itu akhirnya memukul Totokkerot lagi dengan irusnya dan Totokkerot menjerit - jerit minta ampun.akhirnya dibawa juga cucian nini - nini itu dengan hati yang dongkol. Totokkerot keberatan membawa barang - barang, sesampai di rumah nini - nini Totokkerot disuruh bekerja dan memberekan semua pekerjaan rumah. dengan terpaksa Totokkerot mengerjakan semua perintah nini - nini sehingga akhirnya Totokkerot merasa kelelahan dan pingsan. kemudian disiram oleh nini - nini dengan air biar siuman.

Setelah siuman Totokkerot minta ijin pulang dan meminta hadiah tongkat seperti yang pernah diberikan kepada Limaran. Nini - nini mengambil dua tongkat bambu :

" Ini pilihlah yang mana yang kau mau, yang besar atau yang kecil ".

Totok kerot memilih tongkat yang besar dengan harapan pasti isinya lebih banyak dari pada punya Limaran. Setelah mendapatkan tongkat Totokkerot langsung lari tidak menghiraukan nini - nini lagi. Di tengah jalan pikirannya selalu membayangkan sesampai di rumah segera akan membelah tongkat bambu pasti isinya lebih banyak dari pada punya Limaran.

Masih di ujung jalan Totokkerot sudah teriak - teriak seperti orang gila dan memanggil - manggil biyungnya agar menyiapkan golok untuk membelah tongkatnya. Sesampai didepan rumah Totokkerot tersungkur jatuh  dan memanggil biyungnya untuk membantu membawa tongakat yang semakin berat. Totokkerot ambruk karena kelelahan dan nafasnya terengah - engah kemudian biyungnya membukakan pintu dan membawa sebilah golok.Totokkerot malah marah - marah dan berkata :

" Biyung cepat ambilkan golok untuk membelah tongkat bambu ku ini. Aku sudah gak sabar segera ingin melihat emas yang banyak sebab aku mendapatkan yang lebih besar dari pada punya Limaran pasti isinya lebih banyk cepet yung ".

Biyungnya dengan tergopoh - gopoh dan menyerahkan golok kepada Totokkerot.

" Ini goloknya nduk "

Tongkat bambu itu dibelah suara belahannya menggelegar, sangat keras dan ternyata didalamnya bukan isi emas tetapi isinya ular yang yang sangat besar dan langsung mengejar Totokkerot. Melihat ular yang sangat besar dan mengejarnya Totokkerot lari tunggang langgang tanpa arah dan tujuan sehingga membuatnya tidak tahu arah dan tujuan sehingga larinya sampai di hutan dan terjerembab ke dalam jurang yang dalam.

Tamat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar