Sabtu, 24 Maret 2012

" Kedono Kedini "

 Bissmillahir Rahmaanir Rahiim

Assalamua'laikum. wr. wb

Dd Quens ini eyang mau crita lagi ya.

Disebuah desa hiduplah sepasang suami istri yang baru menikah. Suaminya seorang duda dengan dua orang anak. Yang perempuan bernama Kedini dan adik laki - laki nya bernama Kedono. Kedua anak tersebut lebih dikenal dengan sebutan Kedono - Kedini.

Ibu tiri Kedono - Kedini sangat jahat dia sangat membenci Kedono - Kedini. Ibunya berbuat baik manis saat bapak mereka ada di rumah. Kedono - Kedini jarang di beri makan tetapi mereka harus bekerja di rumah bila pekerjaannya salah sedikit saja tidak segan - segan ibu tiri main pukul dan tendang. Kadang malah menggunakan gebukan untuk menghajar mereka berdua. Setiap hari kedua bocah itu tidak luput dari hajaran ibu tiri.

Kedono - Kedini tidak bisa bermain seperti teman - teman yang lainnya lho dhe. Padahal umurnya kurang lebih baru sepuluh dan delapan tahun.

Bangun pagi - pagi Kedini sudah  harus memasak nasi, mencuci piring, mencuci pakaian, sementara Kedono harus menimba air menyapu halaman dan membersihkan rumah. Kedono - Kedini tidak pernah mengeluh atau mengadukan semau perlakuan ibu tiri kepada bapaknya. Kasihan ya dik setiap hari Kedono - Kedini harus merasakan siksaan. Sehingga badannya penuh dengan luka memar kena sabetan sapu, galah dan apa saja.

Setiap minta makan kepada ibunya tidak di kasih dengan selayaknya, mereka hanya makan intip yang ada di kuwali. Jadi kedono - Kedini makannya hanya intip / kerak nasi itu pun tidak ada lauknya lho dik. Ya dimakan begitu saja mungkin hanya dikasih garam kali.Sungguh sangat kasihan nasib Kedono - Kedini.

Pada suatu hari Kedini dan Kedono menghadap bapaknya dan meminta buah ketos yang ada di hutan sebab tidak tahan melihat adiknya semakin hari semakin kurus dan tidak bertenaga. Dengan suara yang serak dengan  menahan tangis Kedini memberanikan diri bilang sama bapaknya.

" Romo - romo besuk Kedono - Kedini ikut ke hutan ya romo ? " " Kedono - Kedini ingin minta buah ketos yang sudah masak ".

" Iya iya nak besuk kamu boleh ikut romo ke hutan dan akan romo ambilkan buah ketos yang kamu minta "

Mendengar permintaan Kedono - Kedini ibu tirinya merasa tidak senang dan mengancam suaminya.

" Ayah kalau besuk pagi kamu pergi kehutan dan mengambilkan buah ketos untuk Kedono - Kedini aku tidak rela yah. sebab buah ketos itu menjadi idam - idaman anak yang ada dalam perutku ini. Jika ayah nekad mengambilkan buah ketos itu untuk Kedono - Kedini maka jangan salahkan saya kalau anak dalam kandungan ini akan aku gugur kan "

Mendengar ancaman dari istrinya yang sedang mengandung ayahnya berkata :

" Jangan kawatir bu besuk saya tidak akan mengambilkan buah ketos untuk Kedono - Kedini "

Pagi harinya mereka bertiga sudah siap - siap berangkat ke Hutan, di depan pintu istrinya masih mengingatkan suaminya agar jangan mengambilkan buah ketos untuk Kedono - Kedini jika ingin bayinya selamat.

Sesampainya di hutan setelah lama menunggu ayahnya tidak juga naik untuk mengambil buah ketos maka Kedini memanggil bapaknya agar mengambilkan buah ketos untuk adiknya yang sudah mulai lapar dan badannya sudah gemetar.

"Romo ooa adiku wetenge luwe romo. aku jaluk ketose seng abang ireng kuwi romo ooa "

 " Ojo ngger ojo iki idam - idamane mbokmu mengko mundak gogrok bayine "

mendengar jawaban ayahnya bahwa tidak akan memberi buah ketos untuk adiknya Kedini menangis dan berkata kepada Kedono :

" Kedono - kedono bapak ternyata tidak mau memberikan buah ketos yang masak - masak kepada kita dik gimana menurutmu dik ".

" Kalau ga boleh yang masak ya yang muda - muda juga ga apa - apa yu, saa sudah lapar sekali "

Kedini mengulang  meminta kepada ayahnya agar bisa memberikan buah ketos yang muda - muda

" Romo ooa adiku wetenge luwe romo yen ra entuk sing abang ireng yo sing ijo - ijo wae romo ooa "

" Ojo ngger ojo iki idam - idamane mbokmu mengko mundok gogrok bayine "

" Romo ooa adiku wetenge luwe romo.oooo... yen ra entuk sing ijo yo kembang - kembange wae romo ooa "

" Ojo ngger ojo iki idam - idamane mbokmu mengko mundak gogrok bayine "

" Romo ooa adiku wetenge luwe romo ooa .. yen ra entuk kembange yo godong - godonge wae romo ooa "

" Ojo ngger ojo iki idam - idamane mbokmu mengko mudak gogrok bayine "

" Romo ooa adiku wetenge luwe romo ooa yen ra ntuk godonge yo kulit - kulit kayune wae romo ooa "

" Ojo ngger ojo iki idam - idamane mbokmu mengko mundak gogrok bayine "

" Romo ooa adiku wetenge luwe romo ooa yen ra entuk kulit kayune yo oyot - oyote wae romo ooa "

" Ojo ngger ojo iki idam - idamane mbokmu mengko mundak gogrok bayine "

" Kedono kedono ternyata bapak sudah tidak sayang lagi sama kita dik kalau begitu ayo kita pegi saja dari rumah "

" Aku ikut mbakyu Kedini saja kemana pergi aku akan ikut mbakyu "

Setelah diputuskan dengan tekad yang bulat maka Kedono - Kedini pergi meninggalkan kedua orang tuanya. Dia pergi tidak tahu arah dan tujuan hanya mengikuti kemana kaki melangkah.

Bapaknya tersadar dengan tidak mendengar suara, Kedono - Kedini maka di panggil - panggil anaknya tetapi tidak ada jawaban. Dicari kesana kemari tetap tidak ditemukan, akhirnya dia memanjat pohon kelapa yang paling tinggi dilihatnya Kedono - Kedini sudah jauh meninggalkannya. Dengan suara penuh penyesalan bercampur sedih bapaknya memanggil - manggil Kedono - Kadini.

" Kedono - Kedini pulanglah kau kesini nak, ini bapak kasih buah ketos yang merah hitam ( sudah masak )  ".

" Tidak romo tidak kasihkan saja sama simbok nanti takut bikin kandungan biyung keguguran mo "

Begitu berulang kali bapak dan anak saling memanggil dan menjawab namun Kedono - Kedini tidak mau pulang akhirnya suaranya hilang tidak terdengar lagi.

Ayahnya marah kemudian pulang dengan membawa sepikul kayu dan buah ketos, sesampainya di rumah kayu dan buah ketos di banting di hadapan istrinya dengan kemarahan yang menyala - nyala. Saat itu terjadilah suatu keanehan suami istri itu berubah menjadi seekor harimau loreng langsung mengejar mencari Kedono - kedini. Dengan suara meraung - raung yang membuat takut seluruh pnghuni hutan mereka lari dengan sekuat - kuatnya mengejar kemana anak - anaknya pergi.

Tak lama harimau itu sudah dapat menemukan kemana Kedono - Kedini lari. Mendengar ada suara harimau yang meraung - raung di belakangnya Kedono - Kedini ketakutan.Mereka menangis dan berteriak - teriak minta tolong tetapi di tengah hutan seperti ini mana ada orang juga tidak ada tempat untuk bersembunyi mereka berdua jatuh tersungkur dekat pohon kelapa badannya lemas sudah tidak dapat bergerak lagi karena saking ketakutan dan tenaganya juga sudah habis. Dalam keadaan seperti itu mereka hanya berdoa kepada Gusti Kang Murbeng Dumadi dan memohon pertolongan kepada Nya.

" Pohon Kelapa - Pohon Kelapa jika kamu di izinkan oleh Gusti Kang Agung tolonglah aku dengan merendahkan pohon mu agar aku dapat terhindar dari kejaran harimau yang ganas itu "

Pohon Kelapa itu seakan mendengar dan mengerti pembicaraan Kedini maka dengan segera pohon kelapa itu merendahkan pohonnya. Melihat kenyataan yang luar biasa itu Kedini segera mengajak Kedono untuk naik di dahan pohon kelapa.

" Ayo dik kita cepat naik pohon kelapa ini agar kita terhindar dari kejaran harimau yang di belakang kita dik ".

" Iya mbakyu ayo kita naik sebelum harimau itu datang "

Dengan mengerahkan seluruh sisa - sisa tenaganya Kedono - Kedini naik di atas dahan pohon kelapa dan berpegang erat -erat. Kemudian Kedini berkata :

" Pohon kelapa sekarang kamu kembalilah berdiri seperti semula agar hariamau itu tidak dapat memanjat pohonmu "

Pohon kelapa itupun dengan segera tegak kembali berdiri seperti semula. Bersamaan dengan itu harimau sudah berada di bawah pohon kelapa suaranya penuh dengan kemarahan melihat keatas memandang Kedono - Kedini. Kedua harimau itu berusaha naik pohon kelapa tapi tidak berhasil setiap dia naik pohon kelapa digoyangkan angin harimau itu terlempar jatuh.

Kedono - Kedini kenbingungan dengan keadaan seperti ini bagaimana kalau harimau itu bisa naik kepohon kelapa. Kedono - Kedini tak henti - hentinya berdo'a mohon diselamatkan dari kejaran harimau. Dari jauh dilihat dua ekor anjing ajak dan anjing kikik, maka kedini memanggil - manggil kedua anjing tersebut untuk meminta bantuan.

" Asu Ajak - Asu Kikik makanlah buronku ini asu ajak asu kikik jangan kau sisakan walaupun hanya setetes darahnya saja asu ajak asu kikik ".

Kedua anjing itu seakan tahu dan mendengar panggilan orang sedang meminta pertolongan maka kedua anjing itu dengan segera datang dan bertarung dengan kedua harimau. Pada akhirnya pertarungan itu dimenangkan oleh kedua anjing. Setelah kedua harimau mati dan habis dimakan kedua anjing itu pergi meninggalkan Kedono - Kedini.

Setelah dirasa aman Kedini membangunkan Kedono yang sudah lemas tidak berdaya bersandar di hahan pohon kelapa.

" Kedono - kedono ayo dik kita turun harimau sudah mati dimakan anjing - anjing yang telah menolong kita "

" Ayo mbakyu aku nurut apa kata mbakyu saja "

Kedini meminta kepada pohon kelapa untuk menurunkan kembali agar bisa meneruskan perjalanannya.

" Pohon kelapa - pohon kelapa karena harimau yang mengejar aku sudah pada mati semua sekarang turunkan aku lagi agar aku dapat meneruskan perjalan "

Pohon kelapa seperti mengerti pembicaraan Kedini dengan perlahan pohon kelapa kembali merebahkan dirinya ke tanah.Kedono - Kedini kemudian turun dan mengucapkan terimakasih sambil berkata :

" Pohon Kelapa kalau kau tahu pembicaraanku dan bila Gusti mengizinkan aku minta buah mu untuk adikku dan aku yang sangat lapar "

Kembali terjadi keanehan dengan serta merta pohon kelapa menjatuhkan beberapa buahnya untuk Kedono - Kedini. Setelah memakan buah kelapa kekuatan Kedono - Kedini pulih kembali, dirasakan badannya semakin kuat dan segar kemudian mereka berdua meneruskan perjalanan mencari perkampungan untuk bisa berteduh dan menumpang hidup.

Perjalanan Kedono - Kedini masih panjang lho dik eyang sudah cape nanti di teruskan di cerita " Keong Emas " ya sekarang tidur dulu selamat malam sayang.





Tidak ada komentar:

Posting Komentar